Starmer yang saat ini berusia 61 tahun, menjadi orang pertama di keluarganya yang melanjutkan pendidikan ke universitas dengan menempuh studi hukum di Leeds dan kemudian Oxford.
Pada 1987, ia menjadi pengacara dan mengembangkan spesialisasi di bidang hukum hak asasi manusia.
Pekerjaannya membawanya ke Karibia dan Afrika, tempat dia membela para tahanan yang menghadapi hukuman mati.
Pada akhir 1990-an, ia menawarkan jasanya secara gratis kepada aktivis McLibel yang digugat oleh McDonald's karena menyebarkan selebaran yang mempertanyakan klaim lingkungan dari raksasa makanan cepat saji tersebut.
Pada 2008, ia diangkat sebagai Direktur Penuntutan Umum, jaksa penuntut pidana paling senior di Inggris dan Wales.
Antara tahun 2008 dan 2013, ia mengawasi penuntutan anggota parlemen karena dugaan penyalahgunaan pengeluaran.
Baca juga: Akankah Keir Starmer Dukung Gencatan Senjata di Gaza Pasca-Menangi Kursi PM Inggris?
Ia juga memantau tuntutan jurnalis yang terkena peretasan telepon, dan perusuh muda yang terlibat dalam kerusuhan di seluruh Inggris.
Ia kemudian dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II yang jarang yakni "Sir".
Pada tahun 2015, Starmer terpilih sebagai anggota parlemen, mewakili kursi di London utara yang berhaluan kiri. cnbc
Hanya beberapa minggu sebelum dia terpilih, ibunya meninggal karena penyakit sendi langka yang membuatnya tidak bisa berjalan selama bertahun-tahun.
Setelah setahun setelah menjadi anggota parlemen, Starmer bergabung dengan pemberontakan anggota parlemen Partai Buruh atas anggapan kurangnya kepemimpinan sayap kiri radikal Jeremy Corbyn dalam kampanye referendum Uni Eropa.
Tak lama, ia kemudian menjadi juru bicara Partai Buruh untuk Brexit.
Dalam jabatan itu, Starmer memindahkan partainya kembali ke jalur tengah yang lebih elektoral, menyingkirkan Corbyn dan membasmi anti-Semitisme.
Upayanya juga diapresiasi oleh jaksa agung dari Partai Konservatif, Dominic Grieve.