Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jumlah pemilih selama pemilu Tokyo 8 Juli 2024 memang semakin banyak, mencapai 60,62 persen, lebih tinggi 5,62 poin dibandingkan pemilu sebelumnya empat tahun lalu, dan tertinggi kedua sejak era Heisei.
"Namun jumlah hoax pun yang berseliweran di media sosial pun tampak semakin banyak pula, mengacaukan atau pun membingungkan pandangan masyarakat Jepang selama masa pemilu Tokyo kemarin," papar sumber Tribunnews.com di panitia pemilu Tokyo Selasa (9/7/2024).
Beberapa dari mereka telah sering menyebar selama beberapa tahun, dan kita perlu berhati-hati tentang penyebaran informasi ini bahkan setelah pemilihan, tambahnya.
"Gambar palsu mulai menyebar dalam konteks mengkritik kandidat pada awal Juni, sebelum pengumuman pemilihan gubernur, dan beberapa di antaranya telah dilihat lebih dari 10 juta kali. Padahal itu hoax," lanjutnya.
Misalnya, dalam kasus petahana Yuriko Koike, yang terpilih untuk ketiga kalinya, gambar kolase yang diproses untuk menyertakan spanduk bertuliskan "Lulus dari Universitas Kairo" bersama dengan papan pidato jalanan telah menjadi viral.
Baca juga: Sedikitnya 4 Meninggal di Jepang Gara-gara Kepanasan
Selain itu, gambar palsu Shinji Ishimaru menggunakan gambar musik live di luar negeri tersebar untuk membuatnya terlihat seperti sejumlah besar orang berkumpul untuk pidato jalanan.
Orang yang tampaknya telah menciptakan gambar ini berkomentar dan mengakui sebagai manipulasi gambar dan menyatakan bahwa 'itu palsu', tetapi beberapa pengguna percaya bahwa itu adalah rekayasa dari pihak kamp lawan politik dan mencetaknya kembali.
Selain itu, gambar palsu Renho yang muncul di TV di masa lalu dimanipulasi agar terlihat seperti dia memberikan umpan silang pada pertanyaan "Kepulauan Senkaku adalah wilayah Jepang telah tersebar luas pula. Renho diisukan memiliki juga warga negara Taiwan walaupun dia membantah telah melepaskannya.
Gambar tersbeut telah diposting selama 8 tahun dan telah menjadi viral berkali-kali sejak saat itu.
Selain itu, ada banyak informasi palsu di X dan TikTok bahwa 'suara ditulis ulang atau diganti dengan pemungutan suara awal,' dan setelah suara dihitung, beberapa teori konspirasi menduga bahwa pemilihan itu dicurangi, dan beberapa di antaranya terlihat lebih dari 7 juta kali.
Poin yang perlu diperhatikan oleh Profesor Masayuki Karasutani, Fakultas Hukum, Universitas Keio mengungkapkan, "Jangan langsung percaya. Cek ke berbagai informasi, tunggu beberapa lama pasti akan muncul yang aslinya. Ketahuanlah palsunya."
Teori konspirasi dan disinformasi yang mencurigai adanya "kecurangan" tidak hanya tentang kandidat itu sendiri dan kebijakannya, tetapi juga tentang mekanisme dan hasil pemilu menyebar setiap pemilu.
Bahkan setelah pemilihan, penting untuk berhati-hati tentang penyebaran informasi tersebut, dan penting untuk memeriksa berbagai sumber dan tidak menyebarkan informasi yang tidak diketahui benar atau salah.
Seorang profesional yang telah terlibat dalam urusan pemilu selama lebih dari 40 tahun di Komisi Pemilihan Kota Kawasaki dan sekarang memberi nasihat tentang urusan pemilu di Jepang dan luar negeri, Hayato Kojima, Presiden Kelompok Studi Praktis Sistem Pemilu mengungkapkan, "Tidak mungkin mengutak-atiknya di tengah atau meletakkan sesuatu di tengah, dan begitulah cara kerjanya."
Menurut Kojima, alur umum pekerjaan kantor pada hari pemungutan suara adalah tidak ada ruang untuk penipuan.
Sementara itu bagi para UKM Handicraft dan pecinta Jepang yang mau berpameran di Tokyo dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsappnya.