News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Tuduh Israel Menunda-nunda Waktu Negosiasi Gencatan Senjata, Sebut Ingin Gagalkan Perundingan

Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Tank tentara Israel mengambil posisi di Israel selatan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada 6 Mei 2024. Hamas menuduh Israel menunda-nunda untuk mendapatkan waktu dan menggagalkan putaran perundingan gencatan senjata.

TRIBUNNEWS.COM - Hamas mengatakan mediator belum memberikan informasi terbaru mengenai negosiasi gencatan senjata dalam perang Gaza, Kamis (11/7/2024).

Hamas pun menuduh Israel menunda-nunda untuk mendapatkan waktu dan menggagalkan putaran perundingan saat ini.

"Pendudukan melanjutkan kebijakannya menunda-nunda untuk mendapatkan waktu guna menggagalkan putaran perundingan ini, seperti yang telah dilakukannya pada putaran-putaran sebelumnya," kata Hamas dalam sebuah pernyataan, Kamis, dikutip dari Arab News.

Komentar Hamas muncul saat mediator Qatar dan Mesir, yang didukung oleh Amerika Serikat, telah meningkatkan upaya minggu ini untuk menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata.

Hal itu bertujuan untuk mengakhiri perang sembilan bulan di Gaza dan membebaskan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dan banyak warga Palestina yang dipenjara di Israel.

Kesepakatan Gencatan Senjata di 'Ambang Pintu'

Setelah berbulan-bulan negosiasi, pemerintahan Joe Biden tampaknya hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan menghentikan pertempuran di Gaza.

Kesepakatan itu juga dapat membebaskan sejumlah sandera Israel, dan meningkatkan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil Palestina yang putus asa.

"Kerangka kerja tersebut telah disetujui dan para pihak sekarang berunding tentang rincian tentang bagaimana kerangka kerja tersebut akan dilaksanakan untuk mencapai kesepakatan tersebut," kata pejabat senior AS, dilansir The Washington Post.

Para pejabat memperingatkan bahwa meskipun kerangka kerjanya sudah ada, pakta final mungkin tidak akan segera tercapai, dan rinciannya rumit, serta akan membutuhkan waktu untuk diselesaikan.

Israel Desak Seluruh Penduduk Gaza Pergi

Di sisi lain, tentara Israel telah menyebarkan ribuan selebaran di Kota Gaza pada Rabu (10/7/2024).

Baca juga: Hizbullah Janji Bakal Setop Bombardir Israel, Syaratnya Netanyahu Setujui Gencatan Senjata di Gaza

Melalui selebaran itu, Israel mendesak semua penduduk untuk pergi di tengah serangan militer yang intensif di kota utama wilayah Palestina tersebut.

"Selebaran tersebut, yang ditujukan kepada semua orang di Kota Gaza," lapor wartawan AFP.

Israel disebut menetapkan rute keluar kota ke daerah aman yang ditunjuk lebih jauh ke selatan.

Israel juga memperingatkan daerah perkotaan tersebut akan tetap menjadi zona pertempuran yang berbahaya, saat tentara menyerang target Hamas.

Masih dari Arab News, Israel mengeluarkan perintah evakuasi resmi pertama untuk sebagian kota tersebut pada 27 Juni 2024, dan dua lagi pada hari-hari berikutnya.

"Penduduk akan dapat mengambil dua jalan yang aman dengan cepat dan tanpa pemeriksaan dari Kota Gaza ke tempat perlindungan di Deir Al-Balah dan Al-Zawiya," kata tentara Israel dalam selebaran yang disebarkan.

Setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, Israel mengatakan pada bulan Januari, mereka telah membongkar struktur militer kelompok militan tersebut di kota utara.

Puluhan ribu penduduk lainnya telah meninggalkan Kota Gaza sejak pasukan melancarkan serangan terbaru di distrik Shujaiya di timur kota tersebut, dan pertempuran darat telah berkecamuk sejak saat itu.

Dua perintah terbaru mencakup distrik tengah dan barat tempat tank dan pasukan telah bergerak minggu ini.

Militer juga mengatakan pasukannya telah menyerang militan di dalam markas besar badan PBB untuk Palestina, UNRWA, yang dikosongkan di Kota Gaza.

Serangan juga telah menghantam Deir Al-Balah, sebuah daerah tempat warga Palestina telah didesak untuk pindah demi keselamatan.

Baca juga: IDF Perluas Agresi di Kota Gaza, Ashkelon Malah Kena Serang, Prajurit Israel Luka Parah di Al-Sabra

Warga Palestina melarikan diri dengan barang-barang mereka saat asap mengepul di latar belakang, di kawasan Tel al-Sultan di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 30 Mei 2024. (AFP/EYAD BABA)

Update Perang Israel-Hamas

Diberitakan Al Jazeera, warga sipil yang melarikan diri dari Kota Gaza mengatakan orang-orang ditembak mati selama evakuasi paksa setelah seluruh penduduk Kota Gaza – 300.000 orang – diperintahkan pergi oleh militer Israel.

Jejak kehancuran terlihat saat pasukan Israel sebagian menarik diri dari distrik Shujayea di Kota Gaza setelah serangan berdarah selama dua minggu, dengan mayat-mayat "memenuhi jalan" target berikutnya, lingkungan Tal al-Hawa, kata penduduk.

Pembicaraan gencatan senjata berlanjut di Qatar karena upaya untuk mengakhiri perang sembilan bulan terhambat oleh meningkatnya serangan Israel.

Sebanyak 15 warga Palestina dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki antara tanggal 2 dan 9 Juli, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan dalam laporan situasi terbarunya.

Baca juga: Imbas Serangan Gencar Israel, Warga Gaza Terjebak dalam Rumah, Mayat-mayat Tergeletak di Jalan

Perdana Menteri Inggris yang baru Keir Starmer dan Presiden AS Joe Biden bertemu untuk pertama kalinya pada hari Rabu dan membahas “pentingnya mencapai gencatan senjata antara Israel dan Hamas”.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan Barat bersalah atas “standar ganda” terkait konflik di Gaza dan Ukraina, kantor berita AFP melaporkan.

Setidaknya 38.345 orang tewas dan 88.295 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober diperkirakan mencapai 1.139, dan puluhan orang masih ditawan di Gaza.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini