News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Imbas Serangan Gencar Israel, Warga Gaza Terjebak dalam Rumah, Mayat-mayat Tergeletak di Jalan

Penulis: Nuryanti
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Asap mengepul di dekat kamp darurat bagi pengungsi Palestina di daerah Tel al-Sultan di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 30 Mei 2024. Hamas mengatakan serangan besar-besaran Israel terhadap Kota Gaza terjadi pekan ini.

TRIBUNNEWS.COM - Warga Kota Gaza terjebak di dalam rumah dan mayat-mayat tergeletak tak bertuan di jalan, akibat serangan gencar Israel pada Kamis (11/7/2024).

Serangan ini terjadi ketika Amerika Serikat (AS) mendesak kesepakatan damai dalam perundingan di Mesir dan Qatar.

Militan Hamas mengatakan serangan besar-besaran Israel terhadap Kota Gaza pekan ini, dapat menghancurkan upaya untuk mengakhiri perang.

Padahal, kini negosiasi telah memasuki tahap akhir.

Sebagai rumah bagi lebih dari seperempat penduduk Gaza sebelum perang, Kota Gaza hancur selama minggu-minggu pertama pertempuran tahun lalu.

Namun, ratusan ribu warga Palestina telah kembali ke rumah-rumah mereka di reruntuhan.

Mereka kini sekali lagi diperintahkan pergi oleh militer Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan telah menerima laporan tentang orang-orang yang terjebak dan yang lainnya tewas di dalam rumah-rumah mereka di distrik Tel Al-Hawa dan Sabra di Kota Gaza.

Meski begitu, tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka.

Layanan Darurat Sipil mengatakan, diperkirakan 30 orang tewas di daerah Tel Al-Hawa dan Rimal, serta tidak dapat menemukan mayat-mayat dari jalan-jalan di sana.

Meskipun ada instruksi militer pada hari Rabu kepada penduduk Kota Gaza bahwa mereka dapat menggunakan dua 'rute aman' untuk menuju ke selatan, banyak penduduk menolak untuk mengindahkan perintah tersebut.

Baca juga: Israel Secara Paksa Mengusir Puluhan Ribu orang dari Kota Gaza ke Zona Aman yang Mematikan

"Kami akan mati tetapi tidak akan pergi ke selatan."

"Kami telah menoleransi kelaparan dan bom selama sembilan bulan dan kami siap mati sebagai martir di sini," kata Mohammad Ali (30) melalui pesan teks, Kamis, seperti diberitakan Arab News.

Ali, yang keluarganya telah pindah beberapa kali di dalam kota, mengatakan mereka telah kehabisan makanan, air, dan obat-obatan.

"Pendudukan membom Kota Gaza seolah-olah perang akan dimulai kembali."

"Kami berharap akan ada gencatan senjata segera, tetapi jika tidak maka itu kehendak Tuhan," imbuhnya.

PBB Prihatin

Sementara itu, PBB menyatakan sangat prihatin dengan perintah evakuasi yang diberikan Israel.

Ini adalah kedua kalinya sejak perang dimulai, seluruh Kota Gaza diminta untuk dievakuasi.

Selama dua minggu terakhir, pasukan Israel telah memasuki kembali beberapa distrik tempat militer meyakini Hamas dan pejuang Jihad Islam Palestina telah berkumpul kembali sejak awal tahun.

Hamas mengatakan aktivitas Israel yang kembali terjadi di kota itu mengancam akan menggagalkan perundingan mengenai kemungkinan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.

Diperkirakan lebih dari seperempat juta orang masih tinggal di Kota Gaza.

Beberapa orang terlihat mengungsi ke selatan setelah militer Israel menjatuhkan selebaran di sana yang mendesak mereka untuk pergi, yang kemudian dikatakan oleh seorang pejabat Israel kepada BBC sebagai sebuah rekomendasi dan bukan instruksi.

Namun, yang lainnya tidak mau pergi.

Baca juga: Seluruh Penduduk Gaza Didesak Mengungsi, Kelompok HAM Sebut Perintah Israel sebagai Kegilaan Mutlak

"Saya tidak akan meninggalkan (Kota) Gaza."

"Saya tidak akan melakukan kesalahan bodoh seperti yang dilakukan orang lain."

"Rudal Israel tidak membedakan antara utara dan selatan," kata warga bernama Ibrahim al-Barbari (47) kepada BBC.

“Jika kematian adalah takdir saya dan takdir anak-anak saya, kami akan mati dengan terhormat dan bermartabat di rumah kami,” katanya.

Barisan tank Merkava Israel tampak hangus hasil pertempuran sengit di Jalur Gaza melawan milisi pembebasan Palestina, Hamas Cs. (khaberni/HO)

Update Perang Israel-Hamas

Diberitakan Al Jazeera, warga sipil yang melarikan diri dari Kota Gaza mengatakan orang-orang ditembak mati selama evakuasi paksa setelah seluruh penduduk Kota Gaza – 300.000 orang – diperintahkan pergi oleh militer Israel.

Jejak kehancuran terlihat saat pasukan Israel sebagian menarik diri dari distrik Shujayea di Kota Gaza setelah serangan berdarah selama dua minggu, dengan mayat-mayat "memenuhi jalan" target berikutnya, lingkungan Tal al-Hawa, kata penduduk.

Pembicaraan gencatan senjata berlanjut di Qatar karena upaya untuk mengakhiri perang sembilan bulan terhambat oleh meningkatnya serangan Israel.

Sebanyak 15 warga Palestina dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki antara tanggal 2 dan 9 Juli, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mengatakan dalam laporan situasi terbarunya.

Baca juga: Di Bawah Lindungan Drone, Israel Tarik Rongsokan Kendaraan IDF di Jalur Gaza

Perdana Menteri Inggris yang baru Keir Starmer dan Presiden AS Joe Biden bertemu untuk pertama kalinya pada hari Rabu dan membahas “pentingnya mencapai gencatan senjata antara Israel dan Hamas”.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan Barat bersalah atas “standar ganda” terkait konflik di Gaza dan Ukraina, kantor berita AFP melaporkan.

Setidaknya 38.345 orang tewas dan 88.295 orang terluka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober diperkirakan mencapai 1.139, dan puluhan orang masih ditawan di Gaza.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini