Israel Sebar Selebaran Perintahkan Warga Gaza Mengungsi Lagi, Hamas: Jebakan, Koridor Aman Ternyata Maut
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Dalam Negeri Palestina di Gaza yang terafiliasi Hamas, mengeluarkan pernyataan mengenai selebaran yang disebarkan Pasukan Pendudukan Israel (IDF) pada Rabu (10/7/2024).
Selebaran IDF itu memerintahkan warga Palestina meninggalkan rumah mereka di Kota Gaza dan pindah ke selatan.
Baca juga: Hari yang Berat Bagi Tentara Israel, IDF Tumbang di Rafah, Tewas di Tulkarm, Hancur di Golan
Pihak Palestina di Gaza menggambarkan selebaran Israel itu sebagai tekanan psikologis dan terorisme terhadap warga Palestina.
Kementerian tersebut memperingatkan agar rakyat Gaza tidak menyerah pada taktik tekanan psikologis ini.
Belajar dari selebaran berisi perintah evakuasi sebelumnya dari IDF, pihak kementerian Palestina menegaskan kalau apa yang disebut sebagai koridor aman yang diklaim oleh Pendudukan Israel sebenarnya adalah jebakan maut.
"Tentara Pendudukan Israel terus menerbitkan gambar-gambar pengungsi untuk menipu dan memikat warga Palestina," menurut Kementerian Dalam Negeri Palestina dilansir Khaberni, Kamis (11/7/2024).
Kementerian tersebut menyarankan dalam pernyataannya bahwa "jika ada bahaya dalam hidup Anda, pindahlah ke tempat dekat tempat tinggal Anda sampai bahaya itu berlalu."
Ia juga menekankan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza, dari utara hingga selatan.
Baca juga: Tembak Dulu Baru Bertanya, Tentara Israel Blak-blakan Diperintah Eksekusi Brutal Warga Gaza
Warga Diping-pong, 12 Kali Diminta Mengungsi
Seperti diberitakan, tentara Israel menyebar ribuan selebaran di Kota Gaza untuk mendesak warga mengungsi.
Tujuannya agar warga terhindar dari serangan besar-besaran Israel.
Dari selebaran itu, Israel sudah menetapkan rute atau jalur pelariannya. Menurut badan kemanusiaan PBB OCHA, kota tersebut dihuni oleh 350.000 orang.
Peringatan itu muncul ketika pasukan Israel, yang didukung oleh tank dan pesawat, berperang melawan Hamas dan Jihad Islam dalam pertempuran terberat Israel.
Yakni pertempuran yang pernah terjadi di kota itu dalam beberapa bulan terakhir di tengah perang yang berkecamuk sejak 7 Oktober 2023.
PBB mengatakan evakuasi terbaru hanya akan menambah penderitaan massal bagi keluarga Palestina yang banyak di antaranya telah mengungsi berkali-kali.
"Warga sipil harus dilindungi," kata juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, dikutip dari AFP pada Kamis (11/7/2024).
Seorang juru bicara pemerintah Israel mengatakan tujuannya adalah untuk menyelamatkan warga sipil dari bahaya ketika pasukan Israel memerangi Hamas di mana pun mereka berada.
Seorang wanita yang membawa barang-barangnya yang sedikit melewati reruntuhan, Umm Nimr al-Jamal, mengatakan kepada AFP pada Selasa bahwa ini adalah yang ke-12 kalinya, keluarganya harus melarikan diri.
"Berapa kali kita bisa menanggung ini? Seribu kali? Di mana kita akan berakhir?" tanya dia.
Meningkatnya pertempuran, pemboman dan pengungsian terjadi ketika perundingan dilanjutkan di Qatar menuju kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera dalam perang yang kini memasuki bulan ke-10.
Pejabat Hamas Hossam Badran, ketika ditanya tentang peningkatan operasi militer, mengatakan bahwa Israel berharap perlawanan akan melepaskan tuntutan sahnya dalam perundingan gencatan senjata.
"Namun pembantaian yang terus berlanjut memaksa kami untuk mematuhi tuntutan kami," katanya.
Pertempuran sengit juga terjadi di Rafah, bagian selatan Gaza, di mana para saksi mengatakan kepada AFP bahwa tank-tank Israel bergemuruh di pusat kota dan melepaskan tembakan hebat ke bangunan-bangunan.
(oln/rntv/kcm/*)
Sebagian artikel sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasukan Israel Sebar Ribuan Selebaran di Gaza, Desak Warga Mengungsi"