News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Bunuh 16 Anggota Pasukan Radwan Hizbullah, AS Yakin Masih Bisa Cegah Perang di Lebanon

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

16 anggota Pasukan Radwan Hizbullah termasuk 2 senior yang tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran Beirut, Lebanon, pada Jumat (20/9/2024) malam.

TRIBUNNEWS.COM - Hizbullah menerima pukulan keras atas kematian 16 anggota Pasukan Radwan, unit elit Hizbullah dalam serangan udara Israel di distrik Dahiya, pinggiran kota Beirut, Lebanon, pada Jumat (20/9/2024) malam.

Ibrahim Aqeel dan Ahmed Mahmoud Wehbe adalah dua pemimpin senior Hizbullah yang tewas dalam serangan tersebut.

Serangan itu menewaskan 38 orang termasuk tiga anak-anak dan tujuh wanita, menurut laporan otoritas Lebanon.

Sumber yang dekat dengan Hizbullah melaporkan penargetan tersebut terjadi selama pertemuan Ibrahim Aqeel dengan pemimpin lapangan Pasukan Radwan Hizbullah.

Serangan itu dilakukan oleh pesawat F-35 Israel dengan empat rudal di kompleks Al-Qaim, distrik Dahiya, di pinggiran selatan Beirut dan menargetkan pertemuan rahasia di terowongan.

Tentara Israel memperoleh informasi tentang pertemuan rahasia yang jarang terjadi dalam kepemimpinan Pasukan Radwan yang digelar di terowongan bawah tanah.

"Semua pemimpin yang terbunuh dalam serangan Dahiya berasal dari pasukan Al-Radwan, dan misi mereka adalah untuk melatih, mempersenjatai, dan mempersiapkan diri," kata sumber tersebut, seperti diberitakan Al Arabiya.

16 Anggota Pasukan Radwan Hizbullah yang Tewas:

  1. Ibrahim Aqeel
  2. Ahmed Mahmoud Wehbe
  3. Mahmoud Yassin
  4. Samer Halawi
  5. Hassan Madi
  6. Mohammed Reda 
  7. Mohamed Al-Attar 
  8. Ahmed Deeb
  9. Abdullah Hegazy 
  10. Arif Al-Raz 
  11. Hassan Hussein 
  12. Abbas Maslamani 
  13. Hussein Hadraj 
  14. Hassan Abdel Sater 
  15. Mahdi Jammoul 
  16. Jihad Khanafer.

Hizbullah bergabung dalam perlawanan sejak 8 Oktober 2023 dengan menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.

Hizbullah bersumpah tidak akan menghentikan serangannya sampai Israel menghentikan agresinya di Jalur Gaza, mencabut pengepungan di Jalur Gaza, hingga menjamin masuknya bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina.

Baca juga: Israel Klaim Bunuh 6 dari 9 Pemimpin Hizbullah, Sekjen Nasrallah Masih Jadi Incaran

Sementara itu, sekutu Israel, Amerika Serikat (AS) mengatakan pihaknya berupaya mencegah perang antara Israel dan Hizbullah di Lebanon, dengan upaya diplomatik.

"Kami masih percaya bahwa masih ada waktu dan ruang untuk solusi diplomatik," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, pada hari Jumat. 

"Kami pikir itu adalah cara terbaik untuk maju. Perang bukanlah hal yang tak terelakkan di garis biru, dan kami akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk mencoba mencegahnya," tambahnya.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.272 jiwa dan 95.551 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (19/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Palestinian News Networks.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini