“Tanggung jawab pemerintah adalah mengambil langkah-langkah yang diperlukan, meskipun beberapa di antaranya tidak populer, untuk menjamin perekonomian stabilitas dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan.”
Peringatan tersebut muncul ketika Kementerian Keuangan menyusun kerangka anggaran tahun 2025, yang diharapkan bank sentral akan membantu menciptakan kepastian bagi investor mengenai pemotongan belanja dan kenaikan pajak di sisi pendapatan, untuk membiayai biaya perang.
Baca juga: Lagi, Pundi Uang Israel Dihajar Serangan, Kilang Minyak Haifa Dihantam Drone Milisi Perlawanan Irak
Pundi Ekonomi Terimbas Perang
Satu di antara sebab utama melambatnya pertumbuhan ekonomi Israel adalah karena objek-objek vital yang menjadi pundi ekonomi mereka juga dihantam serangan.
Pelabuhan Eilat di Israel menyatakan bangkrut setelah didera serangan Houthi dan kelompok perlawanan Irak.
Menurut Eilat, kebangkrutan itu disebabkan olah kurangnya aktivitas perdagangan di pelabuhan Israel itu.
CEO Eilat Gideon Golber kemudian menyinggung kegagalan koalisi negara-negara Barat untuk mengamankan rute pelayaran di Laut Merah.
“Pelabuhan ini ditutup total, dan tidak ada aktivitas di pelabuhan selama 8 bulan karena gagalnya koalisi negara-negara di Laut Merah,” kata Golber dikutip dari Counter Currents.
“Kami tak punya penghasilan apa pun dalam beberapa bulan terakhir, sekarang waktunya negara memberikan bantuan dan memahami bahwa pelabuhan yang ditutup itu perlu dibantu.”
Pada bulan Maret lalu Golber mengatakan Eilat bertanggung jawab aras 50 hingga 55 persen kendaraan yang diimpor dari Asia Timur.
Tak hanya itu, ekspor potasium dan fosfat dari Laut Merah melalui Eilat mencapai sekitar 1,8 hingga 2 juta ton.
Golber menyebut Eilat juga mengimpor sapi dan biri-biri dari Australia.
Kelompok Houthi di Yaman disalahkan atas tutupnya Eilat. Houthi menyerang dan menghentikan kapal-kapal yang menuju ke Eilat.
Kapal-kapal itu berlayar ke Israel dengan melewati Selat Bab Al-Mandeb yang menguasai sekitar 10 persen pelayaran dunia.
Karena serangan Houthi, kapal dagang memilih untuk mengubah jalur, yakni dengan mengitari Tanjung Harapan. Jalur itu jauh lebih panjang.
Baca juga: Drone Milisi Perlawanan Irak Lagi-Lagi Hajar Kota Eilat Israel, Objek Vital AS Target Sah Serangan