News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Pentagon Bakal Menutup Permanen Dermaga Apung di Gaza, Total Cuma Beroperasi 12 Hari

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar dermaga apung sebelum kerusakan minggu ini (kiri atas), dermaga saat cuaca buruk (kanan atas), dermaga setelah dihantam cuaca buruk (kiri bawah), penampakan lebih dekat dermaga yang rusak (kanan bawah). - Setelah berulang kali mengalami 'musibah' dermaga apung di Gaza yang dibangun susah payah oleh Pentagon bakal ditutup permanen, kata para pejabat Amerika pada Kamis (11/7/2024).

Sebagaimana dilaporkan sebelumnya, pada Sabtu (25/5/2024) gelombang tinggi membuat dermaga bagian itu hanyut padahal baru seminggu diinstal.

Pengiriman bantuan pun dihentikan.

Menurut media Israel, ombak menyeret dermaga apung itu menuju Ashdod, sebuah kota terbesar keenam dan pelabuhan terbesar di Israel.

Channel 12 Israel melaporkan Angkatan Laut Israel lantas mengambil dan menyambungkan kembali bagian tersebut.

Kondisi cuaca menghadirkan tantangan yang signifikan bagi berlangsungnya dermaga tersebut.

Gelombang laut yang ganas di Mediterania menimbulkan ancaman terhadap integritas dan keamanan dermaga.

Setelah pecah akibat gelombang besar, dermaga tersebut dibongkar dan diangkut ke pelabuhan Ashdod di Israel untuk rekonstruksi.

Bisa dibilang, hanya sedikit yang mendarat di Gaza semenjak ada dermaga apung itu.

Kata Hamas dan Fatah soal dermaga apung Gaza

Seperti diketahui, pembangunan dermaga apung oleh AS didalihkan untuk membantu pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Alih-alih menekan Israel membuka blokade darat, AS tampak mendukung pengepungan dan membuat akses lain berupa dermaga yang tadinya dimaksudkan sebagai infrastruktur sementara.

Baca juga: Kepada DK PBB, China Sebut Gaza bak Penjara Terbuka, Kritik Dermaga Apung yang Dibangun AS

Namun, biaya pembangunan jutaan dolar serta wacana pembentukan pasukan gabungan internasional mengindikasikan kalau dermaga tersebut akan dijadikan permanen guna mobilisasi tak hanya barang dan bantuan, tetapi juga pasukan.

Hal ini yang diendus dua gerakan besar di Palestina, Hamas dan Fatah.

Juru bicara Gerakan Pembebasan Nasional Palestina (Fatah) Abdel Fattah Dawla pekan lalu mengatakan, pengoperasian dermaga Amerika di bawah kendali pendudukan Israel serta direbutnya kontrol penyeberangan Rafah dari sisi Palestina oleh Tentara Israel adalah sebuah konsekrasi dari pendudukan atas akses-akses penyeberangan tersebut dan isolasi total Jalur Gaza.

Juru bicara Fatah meminta warga Palestina di Gaza untuk tidak menganggap pelabuhan ini hanya sebagai koridor pengiriman bantuan kemanusiaan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini