TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terluka dalam upaya pembunuhan di sebuah rapat umum di Pennsylvania pada Sabtu (13/7/2024).
Thomas Matthew Crooks, dari Bethel Park, Pennsylvania, diketahui melakukan serangan yang mengejutkan itu.
Diberitakan AP News, para penonton sempat memergoki pria berusia 20 tahun tersebut bertingkah aneh di luar acara kampanye.
Namun, ketika itu petugas tidak dapat menemukannya sebelum Crooks berhasil naik ke atap, tempat ia melepaskan tembakan.
Setelah penembakan itu menewaskan seorang penonton, para penyidik tengah memburu petunjuk apa pun tentang motif Thomas Matthew Crooks.
Biro Investigasi Federal (FBI) mengatakan, mereka sedang menyelidikinya sebagai potensi aksi terorisme domestik.
Tetapi tidak adanya motif ideologis yang jelas dari pria yang ditembak mati oleh Secret Service tersebut, memungkinkan berkembangnya teori konspirasi.
Muncul dalam Iklan Tahun 2022
Thomas Crooks, tersangka percobaan pembunuhan mantan Presiden AS Donald Trump, pernah muncul dalam sebuah iklan untuk BlackRock, kata perusahaan itu pada Minggu (14/7/2024).
"Pada tahun 2022, kami menayangkan iklan yang menampilkan seorang guru dari Bethel Park High School, di mana beberapa siswa yang tidak dibayar muncul sebentar di latar belakang, termasuk Thomas Matthew Crooks," kata manajer aset terbesar di dunia itu dalam sebuah pernyataan melalui email kepada Reuters.
Thomas Crooks lulus pada tahun 2022 dari Bethel Park High School, menurut Pittsburgh Tribune-Review.
Baca juga: Duduk di Barisan Depan Kampanye, Fan Donald Trump Ceritakan Detik-detik Penembakan
BlackRock mengatakan akan memberikan semua rekaman video kepada otoritas terkait dan telah menghapus video itu dari peredaran.
"Percobaan pembunuhan terhadap mantan Presiden Trump itu menjijikkan," kata perusahaan itu.
Diyakini Beraksi Sendiri
FBI mengatakan, mereka yakin Crooks, yang membawa bahan pembuat bom di mobil yang dikendarainya menuju rapat umum, bertindak sendiri.
Penyidik tidak menemukan komentar yang mengancam di akun media sosial atau posisi ideologis yang dapat membantu menjelaskan apa yang membuatnya menargetkan Donald Trump.