Menanggapi penolakan tentara terhadap petisi tersebut, pengacara dari Forum Dvorah menyatakan,
“Sangat disayangkan bahwa pernyataan yang dibuat oleh Menteri Pertahanan dan Kepala Staf bahwa tentara wanita telah membuktikan diri dalam pertempuran dan akan ada perubahan dramatis dalam sikap IDF terhadap isu pembukaan semua posisi bagi tentara perempuan – tetap kosong dan tidak diterjemahkan ke dalam tindakan. Ini bukanlah cara membangun kepercayaan. Ini bukan berarti potensi sumber daya manusia IDF akan habis.”
Motivasi petisi tersebut muncul sebagai tanggapan terhadap laporan media Israel yang mengklaim bahwa tentara wanita yang ditempatkan di dekat perbatasan Gaza secara heroik berjuang untuk mempertahankan pemukiman Israel selama serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Dengan menggunakan tank dan senjata yang tidak mereka latih untuk beroperasi, sekelompok tentara wanita memasuki Kibbutz Holit di perbatasan Gaza selama serangan tersebut.
Seperti pasukan Israel yang beroperasi di pemukiman lain di dekat perbatasan Gaza pada tanggal 7 Oktober, awak tank di Holit melepaskan tembakan dengan peluru tank dan senapan mesin berat ke rumah-rumah Israel selama pertempuran tersebut, meskipun mengetahui bahwa warga sipil Israel berlindung di dalam.
Banyak dari 1.200 warga Israel yang tewas pada tanggal 7 Oktober dibunuh oleh pasukan Israel, yang menggunakan senjata berat dari helikopter serang, drone, dan tank untuk membunuh pejuang Hamas dan tentara Israel serta warga sipil yang ditawan oleh gerakan perlawanan Palestina.
Tentara Israel Mengakui Kekurangan Tank dan Amunisi
Tentara Israel mengakui mereka kekurangan tank dan amunisi di tengah perang Gaza.
Banyak Pejuang Al Qassam di Gaza yang dalam aksinya menghancurkan tank-tank Merkava kebanggaan Israel dengan RPG Yasin 105.
Tentara Israel pada hari Senin mengakui bahwa mereka kekurangan tank dan amunisi di tengah serangan mematikan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, Anadolu Agency melaporkan.
Tentara mengatakan dalam pengajuannya ke Mahkamah Agung Israel bahwa banyak tanknya rusak selama perang Gaza dan pasokan amunisinya terbatas, harian Israel Yedioth Ahronoth melaporkan.
Pengakuan tersebut dibuat sebagai tanggapan terhadap petisi yang menuntut dimasukkannya pejuang perempuan ke dalam Korps Lapis Baja Angkatan Darat.
“Jumlah tank operasional di korps tidak cukup untuk kebutuhan perang dan untuk melakukan eksperimen penempatan perempuan,” kata surat kabar itu, mengutip pengajuan pengadilan.
Menurut laporan tersebut, Kepala Staf Angkatan Darat, Herzi Halevi, memutuskan untuk menunda memasukkan perempuan ke dalam posisi tempur hingga November 2025 karena kekurangan yang parah.
Setidaknya 682 tentara Israel telah tewas dan lebih dari 4.100 lainnya terluka sejak pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober 2023, menurut angka militer.