Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mengatakan serangan udara itu dimaksudkan untuk mengirim pesan kepada Houthi bahwa serangan mereka akan selalu menerima pembalasan.
Sehari sebelumnya, pesawat tak berawak Houthi menyergap gedung apartemen di Tel Avis menjelang fajar pada Jumat (19/7/2024).
Satu orang tewas dan 10 orang lainnya terluka dalam serangan tersebut.
"Korban tewas adalah seorang pria berusia 50 tahun yang ditemukan dengan luka parah akibat pecahan peluru di sebuah apartemen yang berdekatan dengan ledakan," kata Roee Klein, seorang paramedis di Magen David Adom, layanan darurat nasional Israel, Middle East Eye melaporkan.
Eskalasi ini menambah panas kekhwatiran akan meletusnya perang regional, Washington Post melaporkan.
Houthi menyebut, pesawat nirawak baru mereka "Yafa", dinamai sesuai dengan sebuah kota tua, yang sekarang menjadi bagian dari Tel Aviv modern.
Kelompok Houthi, yang dikenal sebagai Ansar Allah, mengeklaim pesawat nirawak tersebut mampu melewati sistem intersepsi Israel,
Juru bicara militer Houthi, kelompok yang bermarkas di Yaman yang telah meluncurkan pesawat nirawak ke kota Eilat di Israel selatan selama berbulan-bulan, mengatakan di media sosial pada Jumat (19/7/2024) pagi, bahwa kelompok itu akan mengungkapkan rincian tentang "operasi berkualitas" yang menargetkan Tel Aviv.
Serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu terjadi beberapa jam setelah angkatan udara Israel menewaskan dua komandan tinggi Hizbullah, kelompok yang didukung Iran di Lebanon yang telah terlibat baku tembak dengan Israel.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)