TRIBUNNEWS.COM – Belakangan ini beredar rumor yang menyebutkan bahwa Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris adalah keturunan muslim Arab.
Saat ini Harris memang sedang disorot lantaran dia menjadi sosok yang paling berpotensi menggantikan Presiden AS Joe Biden sebagai calon presiden dari Partai Demokrat.
Namun, apakah benar bahwa Harris memiliki darah muslim Arab?
Menurut The New Arab, rumor itu tidak benar. Harris bukan keturunan Arab. Dia juga bukan seorang muslim.
Adapun rumor yang diduga merupakan teori konspirasi islamofobia itu barangkali disebarkan untuk mendiskreditkan sosoknya.
Harris adalah seorang penganut Kristen dan anggota Gereja Baptis Ketiga di San Fransico. Latar belakang keagamaan keluarganya bisa dikatakan sangat beragam.
Ibu Harris, Shymala Gopalan, adalah seorang penganut Hindu. Nama “Kamala” yang melekat pada dirinya berarti "bunga seroja” dalam bahasa Sanskerta.
Sementara itu, ayah Harris yang bernama Donald Harris adalah seorang Kristen. Suami Harris adalah seorang Yahudi.
Dalam beberapa tahun belakangan Harris juga diterpa rumor mengenai asal-usulnya.
Sejumlah klaim menyebutkan bahwa dia memiliki darah muslim Arab. Klaim itu disebarkan di media sayap kanan, tetapi tidak memiliki dasar faktual.
Harris lahir tanggal 20 Oktober 1964 di Oakland, California. Ibunya berasal dari India, sedangkan ayahnya adalah keturunan Jamaika.
Baca juga: Kamala Harris Klaim Sudah Dapat Cukup Dukungan dari Delegasi Demokrat
Dia tumbuh di lingkungan multikultural yang membentuk cara pandang politiknya.
Setelah memperoleh gelar Juris Doctor dari Universitas California, dia berkarier sebagai wakil jaksa wilayah di Alameda.
Pada tahun 2003 dia terpilih sebagai jaksa distrik di San Francisco dan tujuh kemudian menjadi jaksa umum di California.