TRIBUNNEWS.COM - Pekerja profesional di China banyak yang resign atau mengundurkan diri dari perusahaan besar dan memilih bekerja sebagai buruh lepas.
Tren peralihan pekerja profesional di China muncul di tengah melonjaknya permintaan pekerja kasar dengan bayaran per jam.
Satu di antara pekerja tersebut adalah Leon Li.
Pria berusia 27 tahun itu memilih menjadi pekerja lepas setelah resign dari perusahaan teknologi terbesar di Tiongkok.
"Setiap pagi ketika alarm berbunyi, yang dapat saya lihat hanyalah masa depan saya yang suram," ucapnya kepada CNN.
Sebagai petugas administrasi di perusahaab besar, Leon Li bekerja sepanjang waktu untuk menjadwalkan rapat, menyiapkan dokumen, dan memberikan atasannya dukungan apa pun yang mereka butuhkan.
Namun, bulan Februari kemarin, Li memutuskan resign dan melepaskan kariernya yang stabil, gaji yang layak demi sesuatu yang terdengar sederhana; membersihkan rumah.
Jam kerja yang sangat panjang dan sumber daya yang menyusut telah mendorong karyawan seperti Li untuk memikirkan kembali apakah layak mengorbankan waktu dan kesehatan mereka untuk gaji yang lebih tinggi.
"Saya suka bersih-bersih. Seiring dengan meningkatnya standar hidup (di seluruh negeri), permintaan akan layanan tata graha juga meningkat dengan pasar yang terus berkembang," kata Li, yang tinggal di kota metropolitan Wuhan di Tiongkok bagian tengah.
Yang lebih penting, dia merasa lebih bahagia.
“Perubahannya adalah kepala saya tidak lagi terasa pusing. Tekanan mental saya berkurang. Dan saya merasa penuh energi setiap hari,” katanya.
Baca juga: Arab Saudi Berupaya Memperdalam Kerja Sama Energi dengan Tiongkok
Li bukan satu-satunya pekerja yang menemukan keseimbangan kehidupan dan kerja yang lebih baik dengan meninggalkan pekerjaan kantoran dan beralih ke pekerjaan lepas.
Alice Wang, yang berusia 30 tahun, yang menggunakan nama samaran karena alasan privasi, pernah bekerja di salah satu platform e-commerce live streaming terkemuka di Tiongkok, dengan penghasilan 700.000 yuan ($96.310) per tahun.
Dia mengundurkan diri pada bulan April, pindah dari Hangzhou ke Kota Chengdu yang lebih santai, di mana sewa lebih murah, untuk menekuni perawatan hewan peliharaan.