Namun, tindakan keras itu dimulai segera setelah para pengunjuk rasa berkumpul.
Polisi Capitol dengan cepat menyatakan daerah itu sebagai "zona" tertutup dan menangkap ratusan demonstran yang menolak untuk pergi.
"Ini adalah momen dalam sejarah di mana kita harus mengatakan bahwa kita memperjuangkan kebebasan Palestina. Kita memperjuangkan untuk mengakhiri genosida ini," kata pengunjuk rasa Liv Kunins-Berkowitz.
"Bagi banyak dari kita, kita adalah keturunan yang selamat dari pembersihan etnis dan genosida. Leluhur dan kakek-nenek kita mengajarkan kita bahwa hal terburuk yang dapat dilakukan pada saat-saat seperti ini adalah menjadi pengamat."
Kunins-Berkowitz menambahkan bahwa protes tersebut merupakan bagian dari tradisi pembangkangan sipil yang damai.
"Itulah yang harus kami lakukan ketika pemerintah menolak mendengarkan rakyat," katanya kepada Al Jazeera.
Demonstrasi di Capitol Hill terjadi sehari sebelum Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di Kongres atas undangan para legislator utama dari kedua partai besar.
Pemerintahan Netanyahu telah mengawasi lebih dari sembilan bulan kematian dan kehancuran di Gaza, dengan para ahli dan pembela hak asasi manusia memperingatkan tentang “genosida” di wilayah Palestina.
Sejak perang dimulai, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 39.000 warga Palestina, banyak dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Meskipun demikian, pemerintah AS tetap tidak berkompromi dengan dukungannya terhadap Israel.
Pemerintahan Presiden Joe Biden telah mengesahkan lebih dari $14 miliar dalam bantuan militer ke Israel, sembari juga menjaga aliran senjata dan bom yang stabil.
Selain itu, AS telah memveto tiga resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyerukan gencatan senjata.
Biden menyerukan diakhirinya perang pada bulan Mei sebagai bagian dari kesepakatan yang akan membebaskan tawanan Israel di Gaza, tetapi ia terus mendukung Israel, karena para pemimpin negara itu berjanji untuk terus berjuang hingga "kemenangan total".
Abby Stein, seorang rabi dan aktivis, mengatakan bahwa sementara pejabat AS hanya berbasa-basi soal gencatan senjata , para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya perang dan embargo senjata terhadap Israel.
"Saya tahu tidak seorang pun dari kita akan aman selama AS mengirim senjata senilai miliaran dolar ke Israel," kata Stein kepada Al Jazeera.