Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Gedung Capitol markas para anggota kongres DPR AS mulai dipasangi pagar keamanan, pengetatan ini dilakukan tepat sebelum Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu melakukan kunjungan di Capitol, Rabu (24/7/2024).
Adapun kunjungan Pemimpin Israel itu dimaksudkan untuk berpidato di depan Kongres, mencari landasan dukungan bagi Israel di tengah kemelut politik AS pasca mundurnya Presiden Joe Biden dari pencalonan pilpres.
Mengutip dari Politico, dalam pertemuannya nanti Presiden Joe Biden tidak hadir dalam pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kongres AS karena masih dalam tahap pemulihan akibat positif Covid.
Baca juga: 400 Orang Yahudi di Amerika Serikat Berdemo di Capitol Hill, Serukan Setop Kirim Senjata ke Israel
Sementara wakilnya Kamala Haris tidak akan menghadiri Kongres AS, sebagai gantinya Kamala bakal menggelar pertemuan tatap muka dengan Netanyahu untuk membahas status negosiasi yang sedang berlangsung demi mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Dalam pidato di gedung Capitol, Netanyahu kabarnya bakal disambut dengan oleh 18 anggota DPR Demokrat dan sembilan anggota Senat Demokrat. Termasuk diantaranya Presiden Senat Pro Tempore Patty Murray (D-Wash.), Ketua Whip Mayoritas Dick Durbin (D-Ill.) dan pemimpin partai lainnya Rep. Jim Clyburn (DS.C.) untuk membahas membahas status negosiasi yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Meski mengantongi dukungan dari sebagian anggota Parlemen AS, namun masih banyak anggota DPR AS yang menentang habis kedatangan Netanyahu, salah satunya senator Bernie Sanders (I-Vt.) yang menolak hadir dalam pidato Netanyahu.
Hal serupa juga dilakukan Anggota DPR Ilhan Omar (D-Minn.), seorang pengkritik keras pemerintah Israel, mengatakan bahwa ia tidak berencana untuk melakukan protes alih-alih menghadiri pidato tersebut. Sebaliknya, ia berencana untuk memberikan tiketnya kepada anggota keluarga sandera yang ditawan Hamas yang akan berada di Washington.
Penolakan itu dilakukan lantaran mereka yakin kunjungan Netanyahu ke AS dilakukan untuk mencari dukungan di tengah panasnya kursi pemerintahan AS pasca Kamala Harris ditunjuk sebagai pengganti Joe Biden yang mundur dari bursa Pilpres AS.
Baca juga: Sebut Netanyahu Pemimpin Terburuk dalam Sejarah Yahudi, Anggota Kongres AS Kritik Keras PM Israel
Netanyahu: Siapapun Presidennya, Israel Tetap Sekutu AS
Hingga sejauh ini para analis menilai ada kemungkinan bahwa Kamala tak akan memberikan dukungan penuh ke Israel seperti yang diinginkan Netanyahu.
Berbanding terbalik dengan Harris, Donald Trump justru condong pro-Israel bahkan selama menjabat menjadi presiden Donald Trump sempat menjadi perantara kesepakatan Abraham yang menormalisasi hubungan diplomatik antara Israel dengan UEA dan Bahrain, tak sampai disitu Biden bahkan memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Belum diketahui secara pasti siapakah sosok yang akan menjadi presiden AS selanjutnya , namun Netanyahu mengatakan bahwa negaranya akan tetap menjadi sekutu terdekat AS siapapun itu presidennya.
“Saya akan memberi tahu teman-teman saya di kedua sisi (Partai Republik dan Partai Demokrat) bahwa tidak peduli siapa yang dipilih rakyat Amerika sebagai presiden berikutnya, Israel tetap menjadi sekutu Amerika yang sangat diperlukan dan kuat di Timur Tengah,” katanya sebelum berangkat ke AS.
Menurutnya, di masa perang ini penting bagi musuh-musuh Israel untuk mengetahui bahwa Amerika dan Israel bersatu hari ini, esok, dan selamanya. Lebih lanjut Netanyahu menambahkan bahwa dia sangat ingin meneguhkan dukungan bipartisan demi mempererat hubungan sangat penting antara Israel dan AS .