News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

'Neraka di Bumi' - Warga Gaza terpaksa hidup di tengah tumpukan sampah akibat blokade Israel

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

'Neraka di Bumi' - Warga Gaza terpaksa hidup di tengah tumpukan sampah akibat blokade Israel

Pembatasan yang diberlakukan Israel terhadap masuknya bahan bakar, yang diperlukan untuk menghidupkan pompa air, telah memperburuk masalah ini.

Menurut Abdul Samad, Israel hanya menyediakan seperlima dari kebutuhan bahan bakar yang diminta oleh organisasi bantuan kemanusiaan yang bekerja di bidang air dan sanitasi.

Di antara infrastruktur yang hancur tidak hanya terdapat jaringan pipa, tetapi juga tangki, sumur, pabrik desalinasi, laboratorium tempat analisis air dan bahkan gudang tempat penyimpanan pipa dan suku cadang, yang juga tidak diizinkan oleh blokade Israel untuk dibawa ke Gaza.

Dan tidak hanya itu: 70% dari semua stasiun pemompaan air limbah, serta seluruh instalasi pengolahan, telah hancur, jelas pakar Oxfam.

“Itulah sebabnya kami melihat banjir di Jabalia dan limbah di lingkungan Khan Yunis,” tambahnya.

Lama Abdul Samad mengatakan tingkat kehancuran seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya

Dia memberikan dua contoh sebagai perbandingan.

“Di Suriah, setelah 10 tahun perang, tingkat kerusakan mencapai 50%, menurut Komite Internasional Palang Merah. Di Yaman, setelah sembilan tahun, kerusakan air dan sanitasi mencapai 40%."

"Di sini kita melihat lebih dari 70% [dalam sembilan bulan] dan di tempat-tempat seperti Kota Gaza, ini bisa sampai 100%.”

Selain itu, memperbaiki apa yang sudah hancur merupakan tugas yang hampir mustahil.

Louise Wateridge menjelaskan, karena Israel tidak mengizinkan suku cadang masuk ke Jalur Gaza, para pejabat UNRWA terpaksa membongkar kendaraan-kendaraan tua dan mengambil suku cadang yang dapat digunakan demi menggerakkan pompa air sumur.

“Mereka harus kreatif dan menggunakan apa pun yang sudah ada di Jalur Gaza untuk memperbaiki keadaan,” kata juru bicara organisasi tersebut.

Sampah

Wateridge menggambarkan situasi yang berulang di seluruh Gaza: “Saat ini saya sedang melihat ke luar jendela ke tumpukan sekitar 100.000 ton sampah tepat di depan pintu saya, tempat anjing sedang menggali dan saya juga sering melihat anak-anak mengais [sampah] untuk mencari makanan, bahan-bahan untuk membuat tempat berteduh, atau benda-benda yang dapat dijadikan bahan bakar karena tidak ada gas untuk memasak.”

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini