News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

'Neraka di Bumi' - Warga Gaza terpaksa hidup di tengah tumpukan sampah akibat blokade Israel

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

'Neraka di Bumi' - Warga Gaza terpaksa hidup di tengah tumpukan sampah akibat blokade Israel

Bahkan sebelum perang, akibat blokade yang diberlakukan Israel terhadap Jalur Gaza pada tahun 2007, jumlah truk sampah di Gaza atau peralatan untuk memilah dan mendaur ulang sampah perkotaan tidak mencukupi.

Namun sejak 7 Oktober, Israel telah memblokir akses ke daerah perbatasan, yang merupakan lokasi dua tempat pembuangan sampah utama di Jalur Gaza , Juhr al-Dik, yang melayani wilayah utara, dan Al Fujari, yang melayani wilayah tengah dan selatan.

UNRWA memperkirakan, hingga 10 Juni, lebih dari 330.000 ton sampah padat telah terkumpul, cukup untuk memenuhi 150 lapangan sepak bola. Ditambah lagi rata-rata 2.000 ton lebih per hari.

“Kami setiap hari meminta akses ke tempat pembuangan sampah kepada pihak berwenang Israel, namun permintaan kami ditolak, sehingga sampah benar-benar menumpuk di mana-mana,” ungkap Louise Wateridge.

Dalam penelitian yang diterbitkan baru-baru ini oleh LSM Belanda, Pax, terdapat setidaknya 225 tempat pembuangan sampah informal di seluruh Jalur Gaza, termasuk 14 tempat pembuangan sampah darurat yang ditetapkan oleh PBB.

Organisasi itu mengakui bahwa kemungkinan besar angka sebenarnya lebih tinggi lagi, karena tempat pembuangan sampah yang lebih kecil mungkin tidak terlihat dalam citra satelit yang mereka gunakan untuk menyisir daerah tersebut.

Risiko bagi masyarakat yang sudah rentan sangat besar, kata Pax dalam laporan “Perang dan Sampah di Gaza”.

Menurut Pax, risiko itu mulai dari penyakit pernapasan akibat menurunnya kualitas udara karena pembakaran sampah dan bau sampah yang membusuk, hingga bahaya yang dihadapi orang-orang yang menggali sampah, tempat mereka terpapar limbah medis yang beracun maupun limbah industri.

Selain itu, terdapat pula risiko “sup kimia” yang terdiri dari bahan organik terlarut, komponen anorganik, logam berat, dan senyawa organik xenobiotik akan mencemari lahan pertanian dan akuifer, “yang pada akhirnya memungkinkan zat beracun menembus rantai makanan dan kembali ke manusia,” Pax memperingatkan.

Dan di mana ada sampah, di situ ada parasit dan serangga.

Kecoa, lalat, nyamuk, cacing, dan kalajengking... mereka semua datang ke tempat sampah terkumpul dan menyelinap melalui celah-celah tenda berbahaya tempat ratusan ribu orang bertahan hidup.

“Mereka ada dimana-mana,” juru bicara UNRWA memperingatkan.

“Saat ada lalat, naluri alami kita adalah mengusirnya. Kita bahkan tidak memikirkannya. Di sini saya melihat anak-anak di rumah sakit dengan 10 atau 15 lalat terbang di sekitar kepala mereka dan mereka bahkan tidak terganggu karena terbiasa dengan serangga tersebut.”

Kebersihan

Serangan Israel telah menyebabkan 39.000 kematian, namun kondisi kebersihan yang buruk di Jalur Gaza kemungkinan dapat menambahkan angka kematian tersebut.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, sekelompok peneliti memproyeksikan, dengan mempertimbangkan angka-angka dari konflik lain, bahwa kematian tidak langsung di Gaza bisa mencapai 186.000 jiwa.

Perkiraan tersebut dipertanyakan oleh para ilmuwan lain, namun terlepas dari proyeksi tersebut, kenyataan di lapangan sudah membuktikannya: satu dari empat warga Gaza, atau 26% dari total populasi, menderita sakit parah akibat penyakit yang mudah dicegah, menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Hingga 28 Mei, tercatat 729.909 kasus penyakit terkait air dan sanitasi.

Yang menjadi perhatian khusus adalah 485.300 kasus diare cair akut, termasuk 112.882 anak di bawah usia 5 tahun, serta 9.700 kasus diare berdarah (dugaan disentri) dan 81.000 kasus penyakit kuning akut (dugaan hepatitis A).

Sebagian besar penduduk tidak memiliki apa-apa untuk mencuci diri atau pakaian atau barang-barang mereka karena hampir tidak ada sabun akibat blokade.

“Apoteker UNRWA mengatakan kepada kami bahwa mereka terus-menerus mengobati anak-anak yang menderita diare, kutu, penyakit kulit, bisul karena tidak mandi, namun penyakit tersebut tidak sembuh karena anak-anak tersebut kembali mengalami kondisi tidak sehat yang sama yang menyebabkan penyakit itu sendiri,” kata Louise Wateridge.

Hal yang sama terjadi di rumah sakit, di mana kurangnya produk pembersih dan disinfektan akibat blokade Israel menyebabkan pasien yang terluka parah terbaring di kasur yang berlumuran darah.

Dokter pun harus bekerja di unit perawatan intensif dengan jendela terbuka dengan banyak lalat dan nyamuk masuk karena kekurangan bahan bakar untuk menyalakan AC.

“Di rumah sakit Nasser, pekan lalu, para dokter sedang membersihkan luka parah akibat pemboman air karena tidak ada yang lain. Rumah sakit itu penuh dengan anak-anak yang kehilangan anggota tubuh,” keluh juru bicara badan pengungsi Palestina. “Ini mengerikan.”

!function(s,e,n,c,r){if(r=s._ns_bbcws=s._ns_bbcws||r,s[r]||(s[r+"_d"]=s[r+"_d"]||[],s[r]=function(){s[r+"_d"].push(arguments)},s[r].sources=[]),c&&s[r].sources.indexOf(c)<0){var t=e.createElement(n);t.async=1,t.src=c;var a=e.getElementsByTagName(n)[0];a.insertBefore(t,a),s[r].sources.push(c)}}(window,document,"script","https://news.files.bbci.co.uk/ws/partner-analytics/js/fullTracker.min.js","s_bbcws");s_bbcws('syndSource','ISAPI');s_bbcws('orgUnit','ws');s_bbcws('platform','partner');s_bbcws('partner','tribunnews.com');s_bbcws('producer','indonesian');s_bbcws('language','id');s_bbcws('setStory', {'origin': 'optimo','guid': 'c51ywg57384o','assetType': 'article','pageCounter': 'indonesia.articles.c51ywg57384o.page','title': '\'Neraka di Bumi\' - Warga Gaza terpaksa hidup di tengah tumpukan sampah akibat blokade Israel ','author': 'Paula Rosas - BBC News Mundo','published': '2024-07-25T02:25:22.78Z','updated': '2024-07-25T02:25:22.78Z'});s_bbcws('track','pageView');

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini