Ribuan Warga Yordania Demo Dukung Palestina, Sentil Arab yang Adem-ayem, Stop Normalisasi dengan Israel
TRIBUNNEWS.COM - Ribuan warga Yordania berpartisipasi dalam demonstrasi besar-besaran yang diadakan di depan Masjid Hussaini di pusat kota Amman, pada Jumat (26/7/2024).
Demonstrasi itu untuk mendukung milisi perlawanan bersenjata Palestina dan sebagai solidaritas terhadap keteguhan dan ketabahan rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Baca juga: AS Girang NATO Buka Kantor di Yordania, Amman Benar-Benar Pro-Barat yang Dukung Israel?
Para peserta demonstrasi dilaporkan mengutuk genosida yang dilakukan pasukan pendudukan Israel terhadap warga Gaza.
"Mereka menyebut kalau genosida Israel ini dilakukan dengan keterlibatan langsung Amerika dan di tengah rasa puas diri negara-negara Arab yang terang-terangan (adem-ayem)," tulis laporan YAP, dikutip Sabtu (27/7/2024).
Mereka mengkritik ketidakmampuan negara-negara Arab dan Islam untuk menghentikan perang di Gaza atau bahkan menghentikan pengepungan yang dilakukan Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Para peserta demo juga mengecam keras pemerintah Amerika karena menjadi tuan rumah bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
"Mereka menganggap Netanyahu menggunakan Kongres AS sebagai platform untuk menyebarkan kebohongan dan menyesatkan opini publik Amerika dan global," kata laporan itu.
Baca juga: Benarkah Yordania Lindungi Israel? Dilema Kerajaan Hashemite, Nikmati Bantuan AS, Target Empuk Iran
Minta Perang Lawan Israel
Ribuan warga Yordania yang berdemo itu juga meminta pemerintah Yordania untuk mengakhiri segala bentuk normalisasi dengan musuh Israel.
Mereka bahkan juga meminta pemerintah Yordania kembali memerangi Israel dengan membatalkan Perjanjian Wadi Araba.
Perjanjian Wadi Araba adalah sebuah perjanjian yang mengakhiri keadaan perang yang telah terjadi antara kedua negara sejak Perang Arab–Israel 1948 dan menjalin hubungan diplomatik bersama.
"Selain menjalin perdamaian antara kedua negara, perjanjian ini juga menyelesaikan sengketa tanah dan air, menyediakan kerja sama yang luas dalam pariwisata dan perdagangan, dan mewajibkan kedua negara untuk mencegah wilayah mereka digunakan sebagai tempat persiapan untuk serangan militer oleh negara ketiga," dikutip dari Wikipedia.
Perjanjian Damai Yordania-Israel ditandatangani pada tanggal 26 Oktober 1994, di perbatasan selatan Wadi 'Araba. Perjanjian tersebut menjamin Yordania untuk mendapatkan kembali tanah yang didudukinya (sekitar 380 kilometer persegi), serta pembagian air yang adil dari sungai Yarmouk dan Yordania.
Para pengunjuk rasa juga meminta pemerintah Yordania mencegah jembatan darat yang mengangkut barang dari negara-negara Teluk ke entitas Israel melalui wilayah Yordania, terutama mengingat perang kelaparan yang dialami warga Gaza.