News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Deklarasi Beijing Satukan 14 Faksi Perlawanan, Legitimasi Palestina Kian Kuat di Mata Internasional

Penulis: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Demonstrasi mendukung Palestina di Amman, Yordania pada Jumat 5 Juli 2024. Sebelumnya, Deklarasi Beijing yang ditandatangani oleh Hamas, Fatah, dan 12 faksi lainnya di Palestina telah mengakhiri perselisihan antarfaksi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deklarasi Beijing yang ditandatangani oleh Hamas, Fatah, dan 12 faksi lainnya di Palestina telah mengakhiri perselisihan antarfaksi.

Mereka menyatakan bersatu untuk membentuk pemerintahan persatuan nasional Palestina.

Piagam deklarasi tersebut ditandatangani di Beijing, Tiongkok, pada 23 Juli 2024 atas peran Tiongkok sebagai mediator.

Sebelumnya faksi-faksi di Palestina itu berseteru, terutama Hamas dan Fatah, yang berkonflik selama 17 tahun sejak 2007.

China menjadi tuan rumah sekaligus fasilitator penandatanganan Deklarasi Beijing pada 23 Juli 2024 yang menyatukan 14 faksi Palestina, termasuk Fatah dan Hamas, setelah mereka menjalani perundingan selama tiga hari pada 21-23 Juli di Beijing.

Pengamat Politik, DR. HA Ilham Ilyas menilai Deklarasi Beijing adalah berita yang menggembirakan, karena ini menandakan upaya terpadu menuju perdamaian di Palestina. Pencapaian itu tidak diperoleh dengan mudah.

Ia menjelaskan, terdapat 14 faksi di Palestina, termasuk organisasi terkenal seperti Fatah, Hamas, Jihad, PFLP, dan DFLP, masing-masing memiliki sayap militannya sendiri, seperti Tanzim, Brigade Martir Al-Aqsa, Brigade Al-Qassam, dan Abu Ali Brigade Mustafa.

"Kepentingan faksi-faksi ini saling berkaitan namun saling bertentangan, sehingga sangat sulit menyatukan mereka, apalagi mencapai rekonsiliasi. Oleh karena itu, Deklarasi Beijing ini sungguh luar biasa. Peristiwa ini menandai tonggak sejarah lain dalam proses perdamaian Timur Tengah, menyusul rekonsiliasi antara Arab Saudi dan Iran tahun lalu", Kata DR HA Ilham Ilyas yang juga merupakan Penggagas Suara Hati Rakyat, pada Minggu ( 28/7/2024).

Untuk waktu yang lama, Fatah dan Hamas mempunyai perbedaan pendapat yang signifikan mengenai cara menangani hubungan dengan Israel, yang mengarah pada konfrontasi yang intens dan saling tidak mengakui.

Perselisihan antar faksi ini telah sangat menghambat pembangunan Palestina dan terus menerus melemahkan legitimasi pemerintah Palestina di mata masyarakat internasional.

Israel, yang mengambil keuntungan dari perpecahan ini dan dengan dukungan AS, telah berulang kali menantang otoritas PBB, menyerang konvoi PBB, dan menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, sehingga memperburuk krisis kemanusiaan bagi warga Palestina.

"Di tengah konflik yang sedang berlangsung, anak-anak kecil berjuang untuk bertahan hidup di reruntuhan, orang tua yang tidak berdaya mengambil sisa-sisa anak-anak mereka dari puing-puing, para tunawisma berkeliaran tanpa tujuan di tengah debu, dan mereka yang kelaparan mendambakan air bersih dan makanan yang cukup. Adegan-adegan ini sungguh memilukan," jelasnya.

Penandatanganan Deklarasi Beijing, sambungnya, juga menandakan sebuah front persatuan di antara faksi-faksi Palestina melawan Israel dan membawa secercah harapan perdamaian bagi rakyat Palestina yang telah lama menderita.

"Entah itu Perang Teluk, Perang Irak, Perang Saudara Yaman, Perang Saudara Suriah, atau konflik Israel-Palestina saat ini dan perang Rusia-Ukraina, kita selalu bisa melihat keterlibatan Amerika. Di permukaan, AS menyerukan perdamaian, namun kenyataannya, AS terus menerus memasok senjata dan amunisi, sebaliknya, Tiongkok, negara besar di kawasan Timur, secara konsisten bertindak sebagai pembawa perdamaian, berupaya menyelesaikan perbedaan dan mendorong rekonsiliasi."

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini