Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Perang di kawasan Eropa semakin menegang setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan memulai kembali produksi senjata nuklir jarak menengah secara massal.
Gertakan ini dilontarkan Putin setelah Amerika Serikat (AS) mengkonfirmasi niatnya untuk menyebarkan beberapa rudal mematikan seperti seperti rudal Tomahawk, SM-6, dan rudal hipersonik ke wilayah Jerman secara berkala mulai 2026.
Militer AS berdalih kehadiran rudal-rudal tersebut merupakan bentuk komitmen Amerika Serikat terhadap NATO dan kontribusinya terhadap pencegahan terpadu Eropa. Namun rencana ini dinilai Rusia sebagai sebuah ancaman yang dapat mematik perang baru di Eropa.
Baca juga: Kronologi Penemuan Bom Aktif Sisa Perang Dunia di Malang, Berat 45 Kg, Bertuliskan Tahun 1918
"Jika Amerika Serikat melaksanakan rencana tersebut, kami akan menganggap diri kami terbebas dari moratorium sepihak yang sebelumnya diadopsi terkait pengerahan kemampuan serangan jarak menengah dan pendek," kata Putin saat parade angkatan laut di St. Petersburg.
"Kami akan mengambil langkah-langkah serupa dalam penyebarannya, dengan mempertimbangkan tindakan AS, satelitnya di Eropa, dan di wilayah lain di dunia," Imbuh Putin, dikutip dari The Moskow Times.
Terpisah, sejak tahun 2019 silam Rusia dan AS diketahui telah menarik diri dari Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah setelah keduanya saling menuduh pihak lain melakukan pelanggaran.
Kendati telah menarik diri dari perjanjian tersebut namun Moskow berjanji pihaknya tidak akan memulai kembali produksi rudal tersebut selama Washington tidak menyebarkan rudal di luar negeri.
Akan tetapi baru-baru ini AS mematik konflik, mengungkap rencananya untuk mulai mengerahkan rudal jelajah ke wilayah Jerman, alasan ini yang mendorong Putin untuk kembali mengaktifkan produksi rudal.
Dalam kesempatan itu Putin menambahkan bahwa pengembangan sejumlah sistem rudal jarak menengah di Rusia sedang dalam tahap akhir. Adapun jenis rudal yang diproduksi Rusia saat ini diantaranya rudal dengan kemampuan jarak 500 km dan 5.500 km.
Baca juga: Putin Kirim Kapal Selam Nuklir Rusia ke Perbatasan AS, Sinyal Keras Perang Perang Dunia III?
Tak jelas berapa banyak rudal yang akan diproduksi kali ini, namun apabila nantinya produksi rudal Rusia bertambah maka hal tersebut dapat memicu terjadinya perang dunia III. Untuk memukul mundur AS dan sekutunya Presiden Vladimir Putin berjanji bakal mempersenjatai serta memasok musuh AS dengan senjata canggih.
“Jika seseorang berpikir bahwa mungkin untuk memasok senjata semacam itu ke zona perang untuk menyerang wilayah kami dan menimbulkan masalah bagi kami, mengapa kami tidak mempunyai hak untuk memasok senjata dengan kelas yang sama ke wilayah di dunia di mana akan terjadi serangan terhadap fasilitas sensitif negara-negara (Barat) tersebut,” kata Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev.