News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Eks-Pejabat Keamanan Israel: Kematian Ismail Haniyeh Tak akan Mengubah Kemampuan Militer Hamas

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas. Pasukan Israel dilaporkan menyebut kalau operasi militer di Kota Rafah, Gaza Selatan berjalan lambat dan tidak bisa selesai secara cepat karena Qassam mampu belajar dan mempelajari manuver tempur IDF.

Eks-Pejabat Keamanan Israel: Kematian Ismail Haniyeh Tak akan Mengubah Kemampuan Militer Hamas

 
TRIBUNNEWS.COM - Seorang mantan pejabat keamanan Israel, pada hari Rabu, menganggap bahwa pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, tidak mengubah kemampuan militer gerakan tersebut.

Mantan ketua Dewan Keamanan Nasional, Giora Eiland mengatakan kepada Israel Broadcasting Corporation: “Dari sudut pandang militer, 'likuidasi' (pembunuhan Haniyeh) tidak mengubah kemampuan organisasi.”

Mengenai dampak pembunuhan tersebut terhadap perjanjian pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Gaza, Eiland mengatakan: “Alasan utama yang akan membuat (pemimpin Hamas di Gaza) Yahya Sinwar menghentikan negosiasi adalah untuk melihat apa yang akan terjadi di Lebanon.”

Baca juga: Jejak Pembunuhan Para Pemimpin Hamas oleh Israel: Ada yang Dikepung 60 Lapis Baja, Wajah Kena Rudal

Dia menambahkan: “Jika (Sinwar) yakin bahwa insiden di Lebanon akan menyebabkan perang skala besar antara Israel dan Hizbullah, maka dia tidak punya alasan untuk mencapai kesepakatan sekarang.”

Pada gilirannya, pemimpin oposisi Partai Buruh Israel, Yair Golan, dalam sebuah postingan di platform “X” menganggap bahwa “menghilangkan para pemimpin sayap militer Hamas dan Hizbullah serta kepala sayap politik Hamas adalah hal yang penting. Sebuah keberhasilan (bagi) keamanan (Israel).”

Namun Golan, mantan wakil kepala staf tentara Israel, menambahkan: “Sudah waktunya untuk memulangkan orang-orang (Israel) yang diculik (dari Gaza).”

Sebelumnya pada hari Rabu, Hamas mengumumkan pembunuhan Haniyeh menyusul “serangan Zionis yang berbahaya terhadap kediamannya di Teheran, setelah partisipasinya dalam upacara pelantikan Presiden baru Iran, Massoud Pezeshkian.”

Televisi pemerintah Iran juga melaporkan pembunuhan Haniyeh di Teheran, menjelaskan bahwa “penyelidikan terhadap pembunuhan tersebut sedang dilakukan dan hasilnya akan segera diumumkan.”

Para petempur Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina mengenakan topeng dan menggenggam senapan serbu. Secara bergerilyah, Brigade Al-Qassam melakukan serangan-serangan penyergapan ke tentara Israel yang menginvasi jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. (khaberni/HO)

Hamas Makin Keras, Berjanji akan Membalas

Militan sayap kanan Hamas berjanji bakal melakukan perang terbuka melawan Israel sampai tujuannya tercapai, yakni membebaskan Yerusalem dari campur tangan Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu.

"Kami melancarkan perang terbuka untuk membebaskan Yerusalem dan siap membayar harga berapa pun," kata pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, mengutip The Times Of Israel.

"Pembunuhan oleh pendudukan Israel terhadap Saudara Haniyeh adalah eskalasi serius yang bertujuan untuk menghancurkan keinginan Hamas. Namun kami akan tetap di jalur ini tanpa mempedulikan pengorbanan yang harus dilakukan dan kami yakin akan kemenangan,” tegas Zuhri

Komentar ini dilontarkan merespon kematian pemimpinnya, Ismail Haniyeh, yang diserang rudal Israel saat sedang berada di Iran usai menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.

Haniyeh dilaporkan tewas bersama seorang pengawalnya saat dini hari, pukul 2 pagi waktu setempat.

Media pemerintah Iran menjelaskan Haniyeh tewas lantaran diserang menggunakan proyektil berpemandu udara.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini