Harga Minyak Dunia Melonjak Pasca-Terbunuhnya Haniyeh dan Serangan Israel ke Petinggi Hizbullah
TRIBUNNEWS.COM - Harga minyak dunia dilaporkan melonjak pada perdagangan hari ini, Rabu (31/7/2024).
Lonjakan harga minyak dunia itu terjadi seiring meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah pasca-pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh.
Pada pukul 09:10 waktu Moskow, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 1,9 persen menjadi 76,15 dolar AS per barel.
Baca juga: Garda Revolusi Siapkan Tindakan, Media Israel: Ismail Haniyeh Dibunuh Rudal dari Luar Iran
Sementara minyak mentah berjangka Brent naik 1,7 persen menjadi 79,97 dolar AS per barel.
Diketahui, Gerakan Hamas mengumumkan pembunuhan Ismail Haniyeh, Rabu pagi ini, dalam sebuah pengeboman di Iran.
Terbunuhnya Haniyeh ini terjadi beberapa jam setelah tentara Israel melancarkan serangan di pinggiran Beirut, Lebanon.
Adapun soal kenaikan harga minyak dunia ini, merujuk perkiraan Badan Informasi Energi AS, juga ikut disebabkan oleh penurunan persediaan minyak di Amerika Serikat pada pekan lalu sebesar 1,6 juta barel.
Israel Klaim Fuad Shukr Tewas
Sebagai informasi, serangan udara Israel ke Beirut, Lebanon, Selasa, (30/7/2024), dilaporkan menargetkan seorang panglima senior Hizbullah bernama Muhsin Shukr atau yang dikenal pula sebagai Fuad Shukr.
Pihak Israel mengklaim Fuad Shukr tewas dalam pengeboman itu. Namun, pengakuan narasumber yang dekat dengan Hizbullah, menyatakan kalau Shukr berhasil selamat dari serangan Israel.
Shukr menjadi satu dari tokoh penting di Hizbullah sejak kelompok itu didirikan empat dasawarasa silam.
Dikutip dari The Strait Times, Shukr adalah kawan Imad Mughniyeh, panglima Hizbullah yang dibunuh di Damaskus, Suriah, tahun 2008.
Shukr kini diyakini berusia sekitar 60 tahun. Amerika Serikat (AS) menyebut Shukr berperan penting dalam pengeboman barak Angkatan Laut AS di Beirut tahun 1983.
Peristiwa itu menewaskan 241 personel militer AS. AS kemudian menawarkan hadiah $5 juta atau sekitar Rp81 miliar bagi yang bisa menangkapnya.
Dua narasumber keamanan di Lebanon menyebut serangan terbaru Israel di Beirut menargetkan Shukr.
Keduanya mengatakan Shukr adalah kepala pusat operasi Hizbullah. Menurut mereka, Shukr terluka parah.
Shukr juga dikenal sebagai Al Hakk Mohsin. Di adalah penasihat khusus pemimpin Hizbullah bernama Hassan Nasrallah.
Di samping itu, Shukr menjadi anggota Dewa Shura, sebuah badan pembuat keputusan.
Shukr dilaporkan menjadi sosok yang makin penting dan terkenal di Hizbullah setelah Mughniyeh tewas dibunuh.
Baca juga: 1 Orang Tewas dan 64 Terluka dalam Serangan Udara Israel di Beirut, Ibu Kota Lebanon
Narasumber dari Hizbullah menyebut Israel pernah melawan pasukan Israel saat tentara Zionis melakukan invasi ke Lebanon tahun 1982.
Dia bertempur bersama-sama dengan Mughniyeh dan Mustafa Badreddine, panglima Hizbullah yang tewas di Suriah tahun 2016.
Pada tahun 2017 AS menyebut Shukr sebagai panglima senior Hizbullah di satuan tempur yang berada di Lebanon selatan serta anggota Dewan Jihad, badan militer teringgi Hizbullah.
Shukr juga disebut berperan penting dalam operasi militer Hizbullah di Suriah.
Di sana Hizbullah mengerahkan para pejuangnya untuk mendukung Presiden Bashar Al Asaad pada awal perang saudara Suriah.
Serangan Israel
Serangan Israel itu dilaporkan menewaskan satu warga sipil perempuan. Adapun jumlah korban luka mencapai puluhan.
"Enam puluh empat warga sipil terluka, lima di antaranya dalam kondisi kritis, sementara lainnya menderita luka ringan. Sebagian besar dari mereka dirawat di ruang darurat dan dipulangkan dari rumah sakit," kata National News Agency.
Rumah sakit menerima korban luka itu ialah RS Bahman, RS, Al-Sahel, RS Al Rasoul Al Aazam, RS Al Zahraa, dan RS Universitas Al-Jeitaoui.
Serangan itu dikecam oleh Perdana Menteri Lebanon, Najid Mikati.
"Mengecam agresi Israel yang terang-terangan di pingggir selatan Beirut," demikian pernyataan kantor Mikati dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Israel Serang Ibu Kota Lebanon, Panglima Hizbullah Muhsin Shukr Dikabarkan Selamat
Mikati menyebutnya serangan Israel itu sebagai tindakan kriminal.
"Serangkaian operasi agresif yang membunuh warga sipil dan dengan jelas dan tegas telah melanggar hukum internasional."
Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), serangan itu menargetkan Shukr yang menjadi panglima senior Hizbullah.
Al Jazeera melaporkan ledakan keras terdengar di pinggir Beirut bagian selatan dan diikuti oleh asap yang membubung tinggi.
Sementara itu, National News Agency menyebut serangan Israel itu menargetkan area di sekitar Dewan Shura Hizbullah di Haret Hreik.
Militer Israel mengklaim serangan itu adalah balasan atas serangan roket di Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan di Israel.
Serangan itu, menurut Israel, dilancarkan oleh Hizbullah. Namun, kelompok asal Lebanon itu sudah membantah berada di balik serangan tersebut.
"Serangan di Beirut menargetkan panglima yang bertanggung jawab atas kematian anak-anak di Majdal Shams dan pembunuhan banyak warga sipil Israel lainnya," kata militer Israel.
Beirut sudah bersiap menghadapi serangan Israel sejak negara Zionis itu mengancam akan melancarkan serangan.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sudah berjanji akan menggempur Hizbullah.
Di sisi lain, seorang pejabat tinggi Hizbullah mengklaim akan membalas setiap tindakan agresi Israel di Lebanon.
(oln/feb/khbrn/*)