TRIBUNNEWS.COM, KORUT - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengalami kenaikan berat badan dan dilaporkan menghadapi masalah kesehatan terkait obesitas, termasuk tekanan darah tinggi dan diabetes.
Sejumlah media menulis risiko jantung juga dikhawatirkan mempengaruhi kesehatan Kim Jong Un.
Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) mengungkapkan pada Senin (30/7/2024) bahwa pejabat Korea Utara sedang mencari obat-obatan baru di luar negeri untuk mengatasi masalah kesehatan Kim Jong Un ini.
Riwayat kesehatan dan sejarah keluarga Kim Jong Un
Kim Jong Un, 40 tahun, yang dikenal sebagai peminum berat dan perokok.
Dia berasal dari keluarga dengan riwayat masalah jantung.
Ayah dan kakeknya, yang memerintah Korea Utara sebelum dia, meninggal karena masalah jantung.
Kim, yang tingginya sekitar 170 sentimeter (5 kaki, 7 inci), sebelumnya telah kehilangan berat badan yang signifikan pada tahun 2021.
Namun, rekaman media pemerintah baru-baru ini menunjukkan bahwa ia telah kembali ke berat badan semula sekitar 140 kilogram (308 pon).
Pengarahan NIS kepada anggota parlemen Korea Selatan
Dalam pengarahan tertutup, NIS memberi tahu anggota parlemen Korea Selatan bahwa Kim kini termasuk dalam kelompok berisiko tinggi terkena penyakit jantung.
Badan tersebut melaporkan bahwa Kim telah menunjukkan gejala tekanan darah tinggi dan diabetes sejak awal usia 30-an, yang kemungkinan diperburuk oleh pilihan gaya hidupnya, termasuk minum alkohol, merokok, dan stres.
Anggota parlemen Lee Seong Kweun dan Park Sunwon mengutip pernyataan NIS, yang menyatakan bahwa pejabat Korea Utara telah berupaya mendapatkan obat-obatan baru dari luar negeri untuk menangani dugaan kondisi kesehatan Kim.
Namun, NIS memiliki catatan jejak yang beragam dalam mengonfirmasi perkembangan di Korea Utara secara akurat karena sifat negara yang tertutup.
Spekulasi suksesi dan meningkatnya profil Kim Ju Ae
Kesehatan Kim diawasi ketat oleh pengamat internasional, terutama karena ia belum secara resmi menunjuk penggantinya.
Ketidakpastian ini menimbulkan kekhawatiran tentang kendali masa depan persenjataan nuklir Korea Utara yang terus berkembang.