TRIBUNNEWS.COM - Serangan dan kasus diskriminasi terhadap Muslim dan warga Palestina di Amerika Serikat (AS) meningkat sekitar 70 persen dari Januari hingga Juni 2024, menurut Dewan Hubungan Amerika-Islam (Council on American–Islamic Relations/CAIR).
CAIR mengatakan telah menerima 4.951 pengaduan terkait insiden anti-Muslim dan anti-Palestina.
Jumlah laporan ini merupakan peningkatan tajam bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, Reuters melaporkan.
Sepanjang tahun 2023, CAIR mendokumentasikan 8.061 pengaduan.
Kelompok advokasi tersebut mengatakan pengaduan terbagi menjadi empat kategori.
Sebagian besar pengaduan masuk kategori imigrasi dan suaka, diskriminasi pekerjaan, diskriminasi pendidikan, dan kejahatan kebencian.
Insiden serius terhadap Muslim dan warga Palestina di AS dalam sembilan bulan sejak perang Israel di Gaza dimulai, termasuk penusukan fatal seorang anak Palestina-Amerika berusia enam tahun di Illinois pada bulan Oktober.
Kemudian, kasus penusukan pada bulan Februari terhadap seorang pria Palestina-Amerika di Texas.
Penembakan terhadap tiga siswa keturunan Palestina di Vermont pada bulan November.
Tak berhenti di situ, ada upaya penenggelaman seorang gadis Palestina-Amerika berusia tiga tahun pada bulan Mei kemarin.
Sekilas perkembangan terkini perang Israel-Hamas
Baca juga: Ismail Haniyeh
-- Upacara pemakaman sedang berlangsung di Teheran untuk pemimpin politik Hamas yang terbunuh, Ismail Haniyeh.
Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh meninggalkan Jalur Gaza pada tahun 2019, lalu menetap di Qatar.
Pada Rabu (31/7/2024), Ismail Haniyeh terbunuh oleh serangan rudal Israel di Ibu Kota Iran, Teheran.
Pernyataan Hamas menjelaskan kalau Haniyeh dan salah satu pengawalnya tewas di rumah yang mereka tempati.