News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Selain Ismail Haniyeh, Ilmuwan Nuklir Iran Juga Tewas di Tehran, Bukti Mossad Sangat Leluasa di Iran

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang wanita Iran berjalan melewati poster yang menampilkan potret (kiri-kanan) kepala intelijen militer Israel Jenderal Amos Yedlin, kepala Mossad Meir Dagan dan Menteri Pertahanan Ehud Barak saat upacara anti-Israel di Teheran pada 9 Maret 2008.

Pembunuhan  Ismail Haniyeh adalah  "tamparan" bagi Iran yang menyambut pemimpin Hamas untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran yang baru.

TRIBUNNEWS.COM, IRAN -  Para analis mengatakan bahwa pembunuhan pemimpin politik gerakan Hamas Ismail Haniyeh di Teheran mengungkap sejauh mana infiltrasi Israel ke Iran.

Haniyeh tinggal di Qatar.

Dia pergi ke Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden baru Iran Masoud Pezeshkian pada 30 Juli 2024.

Menurut Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Haniyeh dibunuh pada dini hari 31 Juli 2024 di sebuah rumah besar di Teheran utara.

Hamas mengklaim bahwa Israel melakukan pembunuhan ini.

Israel biasanya tidak membenarkan atau menyangkal kegiatan rahasia di luar negeri.

Informasi tentang bagaimana Haniyeh dibunuh sangat tidak jelas.

Baca juga: Deretan Pimpinan Hamas yang Tewas di Tangan Israel Selain Ismail Haniyeh, Ada yang Tewas Disetrum

Kantor berita Fars mengatakan pemimpin Hamas itu terbunuh "oleh rudal udara".

Hal ini memicu spekulasi adanya serangan rudal atau kendaraan udara tak berawak (UAV).

Para analis menganggap serangan itu sebagai kegagalan besar intelijen Iran dan perkembangan yang sangat mengkhawatirkan bagi para pemimpin negara tersebut.

Terutama pada saat keamanan ditingkatkan karena banyaknya pengunjung yang menghadiri pelantikan Presiden baru.

Beberapa jam sebelum pembunuhannya, Haniyeh melakukan pertemuan langsung dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

“Kegagalan mencegah pembunuhan ini merupakan hal yang memalukan bagi Iran,” kata Agnes Levallois, Wakil Presiden Institut Studi dan Penelitian Mediterania dan Timur Tengah (IREMMO) yang berbasis di Paris.

Mata-mata Israel di Iran

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini