TRIBUNNEWS.COM - Terungkap fakta baru terkait pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran.
Di mana sebuah bom dilaporkan telah diselundupkan ke Wisma Teheran, lokasi tewasnya Haniyeh, sekitar 2 bulan lalu.
Bom itu diam-diam disembunyikan di wisma tersebut, menurut lima pejabat Timur Tengah.
Diketahui, kompleks Wisma Teheran dijaga ketat oleh Korps Garda Revolusi Iran atau IRGC.
Wisma ini juga dikelola dan dilindungi oleh Korps Pengawal Revolusi Islam dan merupakan bagian dari kompleks besar, yang dikenal sebagai Neshat, di lingkungan kelas atas di Teheran utara.
Bom tersebut diledakkan dari jarak jauh, kata kelima pejabat tersebut.
Dilaporkan lagi, bom tersebut diledakkan setelah dipastikan Haniyeh berada di dalam kamarnya di wisma tersebut, dikutip dari The New York Times, Jumat (2/8/2024).
Ledakan itu juga menewaskan seorang pengawal Haniyeh.
Ledakan tersebut mengguncang gedung, menghancurkan beberapa jendela, dan menyebabkan runtuhnya sebagian dinding luar, menurut dua pejabat Iran, anggota Garda Revolusi yang diberi pengarahan mengenai insiden tersebut.
Haniyeh, yang pernah memimpin kantor politik Hamas di Qatar, telah beberapa kali menginap di wisma tersebut ketika mengunjungi Teheran, menurut para pejabat Timur Tengah.
Di sisi lain, Israel belum secara terbuka mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Baca juga: Houthi Yaman akan Balas Dendam usai Ismail Haniyeh Tewas, Tegaskan Israel Dapat Konsekuensi Ngeri
Tetapi, para pejabat intelijen Israel memberi pengarahan kepada Amerika Serikat (AS) dan pemerintah Barat lainnya mengenai rincian operasi tersebut segera setelah kejadian tewasnya Haniyeh, menurut lima pejabat Timur Tengah.
Sebuah analisis menyebutkan para pembunuh tersebut mampu mengeksploitasi celah lain dalam pertahanan Iran.
Hal itu memungkinkan sebuah bom ditanam dan tetap tersembunyi selama berminggu-minggu sebelum bom tersebut akhirnya meledak.
Pelanggaran seperti itu, kata tiga pejabat Iran, merupakan kegagalan besar dalam bidang intelijen dan keamanan bagi Iran dan merupakan hal yang sangat memalukan bagi IRGC.
Lantaran, Iran menggunakan kompleks tersebut untuk tempat retret, pertemuan rahasia, dan menampung tamu-tamu terkemuka seperti Haniyeh.
Bagaimana bom itu disembunyikan di wisma, masih belum jelas.
Para pejabat Timur Tengah mengatakan perencanaan pembunuhan tersebut memakan waktu berbulan-bulan dan memerlukan pengawasan ekstensif terhadap kompleks tersebut.
Dua pejabat Iran yang menjelaskan sifat pembunuhan tersebut mengatakan mereka tidak tahu bagaimana atau kapan bahan peledak itu ditanam di dalam ruangan.
Houthi Yaman akan Balas Dendam usai Ismail Haniyeh Tewas
Houthi Yaman menegaskan akan balas dendam ke Israel, usai tewasnya Ismail Haniyeh.
Hal ini disampaikan Sayyed Abdul Malik al-Houthi, pemimpin kelompok Ansarallah Yaman, Kamis (1/8/2024).
Pihaknya menyebut pembunuhan Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan konflik (Timur Tengah) ke tingkat yang lebih luas.
Al-Houthi menegaskan akan ada konsekuensi yang parah bagi Tel Aviv.
"Keterlibatan musuh kriminal (zionis Israel) dalam menargetkan martir (Haniyeh) telah meningkatkan pertempuran ke lingkup yang lebih luas dan dimensi yang lebih besar," katanya, dilansir Palestine Chronicle.
"Dan konsekuensinya akan mengerikan bagi musuh," lanjutnya dalam pidato yang disiarkan televisi Al-Masirah TV.
Houthi bertekad tak akan menyia-nyiakan upaya balas dendam ke Israel.
"Kami tidak akan menyia-nyiakan usaha, dengan izin Allah dan dengan bekerja sama dengan saudara-saudara kami di Poros Perlawanan, untuk membalaskan dendam atas kematian syahid dan semua syahid serta ketidakadilan yang diderita oleh rakyat Palestina," katanya.
Iran Siapkan Operasi Khusus Bikin Israel Menyesal
Sebelumnya, Iran berduka atas meninggalnya Ismail Haniyeh, Rabu (31/7/2024).
Iran juga meradang, menyebut zionis Israel yang menjadi dalang di balik pembunuhan Haniyeh.
Operasi khusus pun telah dipersiapkan dalam rangka 'balas dendam' ke Israel.
"Respons terhadap pembunuhan (Haniyeh) memang akan dilakukan dengan operasi khusus, lebih keras," menurut keterangan Iran yang diunggah di X, dikutip dari Al Jazeera.
Operasi khusus ini dimaksudkan untuk menimbulkan penyesalan mendalam bagi pihak Israel.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)