News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kontroversi keikutsertaan Imane Khelif dalam tinju wanita di Olimpiade Paris

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kontroversi keikutsertaan Imane Khelif dalam tinju wanita di Olimpiade Paris

"Tes ini secara meyakinkan menunjukkan bahwa kedua atlet tersebut [Khelif dan Lin] tidak memenuhi kriteria kelayakan yang diperlukan dan bahwa mereka memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan petinju lainnya," imbuh badan tersebut.

Khelif telah berkompetisi di Olimpiade Tokyo, namun ia tersingkir pada babak pertama.

Pada Senin (29/07), ketika kontroversi mengenai masalah tersebut mulai mencuat kembali, IOC merilis pernyataan: "Semua atlet yang berpartisipasi dalam turnamen tinju di Olimpiade Paris 2024 mematuhi aturan kelayakan dan pendaftaran kompetisi, serta semua peraturan medis yang berlaku."

Perbedaan pendirian antara IBA dan IOC berdampak pada Khelif. Banyak orang menuduhnya bukan seorang perempuan sejak lahir, atau bahwa ia mengubah identitasnya untuk bertanding sebagai seorang perempuan.

Namun di Aljazair, yang merupakan sebuah negara Islam, komunitas LGBTIQ+ sangat ditindas. Mengubah identitas seseorang tidak diizinkan dan homoseksualitas dihukum secara sosial. Pihak berwenang bahkan memiliki wewenang untuk melakukan hukuman fisik.

"Ini melibatkan orang-orang nyata dan kita berbicara tentang kehidupan orang-orang nyata di sini. Mereka telah bertanding dan terus bertanding dalam kompetisi wanita. Mereka telah kalah dan menang melawan wanita lain, selama bertahun-tahun," kata juru bicara IOC, Mark Adams.

Apa yang terjadi dalam pertarungan 46 detik? - 'Saya merasakan sakit yang luar biasa'

Setelah menerima pukulan di wajah saat laga berlangsung 30 detik, Carini pergi ke sudut ring untuk meminta pelatihnya membetulkan penutup kepalanya. Setelah bertarung sejenak, Carini kembali ke sudut ring sekali lagi dan menghentikan pertarungan.

Tepat sebelum tangan Khelif diangkat oleh wasit, Carini terdengar di kamera berkata: "Ini tidak benar."

Ia menangis di ring dan saat bertemu dengan media setelah pertarungan.

"Saya tidak dapat menyelesaikan pertandingan. Saya merasakan sakit yang hebat di hidung saya dan saya berkata [pada diri sendiri] atas pengalaman yang saya miliki dan kedewasaan saya sebagai seorang wanita, saya berharap bangsa saya tidak akan menganggapnya buruk, saya berharap ayah saya tidak akan menganggapnya buruk - tetapi saya berhenti, saya berkata berhenti untuk diri saya sendiri," kata Carini kepada BBC Sport.

"Itu bisa menjadi pertandingan seumur hidup, tetapi saya juga harus menyelamatkan hidup saya saat itu.

"Saya tidak takut, saya tidak takut dengan ring. Saya tidak takut menerima pukulan. Tapi kali ini semuanya berakhir, dan saya mengakhiri pertandingan ini, karena saya tidak mampu [melanjutkannya]."

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengatakan kepada media Italia: "Sangat penting untuk dapat bersaing secara setara dan, dari sudut pandang saya, ini bukanlah pertarungan yang seimbang."

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini