TRIBUNNEWS.COM - Situasi yang terjadi di Gaza membuat seluruh dunia geram, Afrika Selatan (Afsel) salah satunya.
Ini diperparah dengan pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh di Ibu Kota Teheran, Iran pada Rabu (31/7/2024) kemarin.
Afrika Selatan pun ikut mengutuk pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap Haniyeh.
Pretoria menekankan bahwa penargetan terus-menerus terhadap warga sipil di Gaza dan pembunuhan martir Haniyeh "akan semakin memperburuk situasi yang sudah tegang di seluruh wilayah."
"Afrika Selatan mendesak agar dilakukan penyelidikan menyeluruh dan meminta semua pihak untuk menahan diri sepenuhnya guna menghindari tindakan apa pun yang akan meningkatkan ketegangan di kawasan yang sangat rapuh ini," kata Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Mayadeen.
"Pemerintah menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga Haniyeh serta kepada para pemimpin dan rakyat Palestina," tambahnya.
Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Ronald Lamola berada di Teheran dalam kunjungan resmi bersama sejumlah pemimpin dunia lainnya, termasuk martir Haniyeh, untuk menghadiri pelantikan presiden Iran yang baru terpilih, Masoud Pezeshkian.
Pembunuhan Haniyeh melanggar hukum internasional dan merusak perdamaian
Menurut Lamola, tindakan pembunuhan di luar hukum seperti itu melanggar hukum internasional dan prinsip-prinsip hak asasi manusia, serta merusak upaya global untuk mendorong perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah,.
"Segala bentuk pembunuhan di luar hukum merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap prinsip-prinsip [hukum internasional] dan pembunuhan di luar hukum semacam ini memiliki dampak yang tidak stabil,"
"Sangat penting bagi para pelaku tindakan semacam itu untuk diadili," tegasnya.
Baca juga: Iran Sebut Ismail Haniyeh Tewas akibat Proyektil Jarak Pendek, Tuduh AS Dukung Serangan Israel
Afrika Selatan juga menunjuk pada "serangan 9 bulan yang sedang berlangsung di Gaza," yang telah menewaskan ribuan warga sipil dan "menimbulkan bencana kemanusiaan buatan manusia yang tak terkatakan."
Negara Afrika itu menekankan bahwa pembunuhan martir Haniyeh terjadi dalam konteks ini, di mana ia juga merupakan "anggota integral tim negosiasi [Palestina] , yang bekerja dengan negara-negara lain untuk mengamankan gencatan senjata yang komprehensif dan permanen serta mengakhiri [perang di Gaza]."
Afsel menegaskan kembali seruannya untuk gencatan senjata segera, diakhirinya impunitas, diakhirinya genosida terhadap warga Palestina, diakhirinya agresi terhadap warga Palestina, diakhirinya agresi, dan diakhirinya pendudukan ilegal Israel atas Palestina.
Situasi di Gaza
Israel telah melakukan gelombang penggerebekan dan penangkapan semalam di kota-kota dan desa-desa di seluruh Tepi Barat yang diduduki.