News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Korban Tewas dalam Kerusuhan di Bangladesh Capai 91 Orang, Tersebar di Lebih dari 12 Distrik Berbeda

Penulis: tribunsolo
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjuk rasa turun ke jalan menuntut PM Bangladesh Sheikh Hasina mengundurkan diri, 4 Agustus 2024

“Mereka dibawa ke rumah sakit dalam keadaan meninggal dunia dengan luka tembak,” kata Abu Hena Mohammad Jamal.

Sementara itu, polisi mengatakan, mereka tidak menembakkan peluru tajam.

Selanjutnya, pemerintah telah memblokir akses internet dan mengumumkan hari libur umum tiga hari mulai Senin sampai Rabu (7/8/2024).

Mereka juga telah memberlakukan jam malam tanpa batas yang dimulai pukul 6 sore waktu setempat.

Meski begitu, para pengunjuk rasa terus berkumpul di monumen Shaheed Minar, pusat kota Dhaka.

Sementara itu, setidaknya 11.000 orang telah ditangkap dalam beberapa minggu terakhir sejak unjuk rasa terjadi.

Pawai ke Dhaka

Para pengunjuk rasa mendesak orang-orang untuk lakukan protes melalui gerakan tidak membayar pajak dan tagihan listrik serta tidak masuk kerja pada hari Minggu, hari kerja di Bangladesh.

Seorang koordinator Gerakan Mahasiswa Antidiskriminasi (ASD) mengimbau para pelajar dan masyarakat umum di seluruh negeri untuk datang ke Dhaka untuk mengepung kota tersebut pada Senin.

“Ini berarti kami menghimbau para pelajar dan masyarakat umum di seluruh negeri untuk memulai perjalanan mereka ke Dhaka besok (Senin) untuk mengepung kota tersebut,” kata koordinator, Asif Mahmud.

Di sisi lain, Perdana Menteri Hasina mengatakan, mereka yang melakukan kerusuhan atas nama protes bukan lagi mahasiswa, tetapi penjahat, dan rakyat harus menghadapi mereka dengan tangan besi.

Menteri Muda Informasi dan Penyiaran Mohammad Ali Arafat mengatakan, terkait pemutusan layanan internet, pemerintah bertindak dalam posisi defensif, bukan ofensif.

Baca juga: Demonstrasi Mahasiswa Bisa Munculkan Pemimpin Baru di Bangladesh?

Arafat juga mengatakan, pemerintag selalu memilih solusi damai dan tidak pernah menginginkan kekerasan.

“Pemerintah selalu memilih solusi damai dan tidak pernah menginginkan kekerasan,” ujarnya.

Diketahui, protes mematikan itu dimulai bulan lalu saat para mahasiswa menuntut diakhirinya sistem kuota yang menyediakan 30 persen pekerjaan pemerintah untuk keluarga veteran perang kemerdekaan Bangladesh melawan Pakistan pada tahun 1971.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini