Kurang dari dua jam setelah penusukan, seorang pengguna media sosial yang dikenal sebagai European Invasion mengatakan penyerang itu "diduga seorang imigran Muslim."
Menurut Logically, perusahaan yang menggunakan kecerdasan buatan dan manusia untuk memerangi propaganda daring, tuduhan itu diunggah di X kemudian muncul di Facebook dan Telegram.
"Rumor tersebut dimuat dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Channel 3Now, sebuah situs yang diduga memiliki hubungan dengan Rusia," kata Logically.
Artikel tersebut kemudian dikutip oleh sejumlah organisasi berita yang berafiliasi dengan pemerintah Rusia, termasuk RT dan Tass.
"Kemungkinan besar Channel 3Now adalah aset Rusia yang bertujuan menyebarkan informasi dengan tujuan menimbulkan bahaya daring dan menciptakan perpecahan di Inggris," kata Logically dalam analisis yang diunggah di X.
"Video media sosial mendorong orang-orang yang berpikiran sama untuk terlibat dalam jenis keresahan yang mereka lihat daring," kata Stephanie Alice Baker, sosiolog di City University of London yang mempelajari perilaku massa dan kelompok sayap kanan.
"Selalu ada titik kritis ketika orang merasa berani dan mampu bertindak berdasarkan perasaan tersebut, dan biasanya itu terjadi ketika mereka melihat orang lain melakukan hal yang sama, bukan?"katanya.
Di mana kerusuhan terjadi?
Lebih dari belasan kota terjebak dalam kerusuhan termasuk London, Hartlepool, Manchester, Middlesborough, Hull, Liverpool, Bristol, Belfast, Nottingham dan Leeds.
Beberapa kekerasan terburuk terjadi hari Minggu, ketika ratusan perusuh menyerbu Holiday Inn Express yang menampung para pencari suaka di Kota Rotherham, di luar Birmingham.
Polisi yang mengenakan perlengkapan anti huru hara dilempari batu bata dan kursi saat mereka mencoba mempertahankan hotel dari penyerang yang menendang jendela dan mendorong tempat sampah beroda yang terbakar ke dalam.
Beberapa jam kemudian, kelompok lain menyerang sebuah hotel di Tamworth, 70 mil ke selatan.
Baca juga: Ekstrimis Sayap Kanan Inggris Menggila, Jarah Pertokoan Bakar Hotel Gara-gara Termakan Hoaks
Apa latar belakang kerusuhan ini?
Para agitator mengeksploitasi ketegangan yang sudah lama membara mengenai imigrasi. Yang terbaru, meningkatnya jumlah migran yang memasuki negara itu secara ilegal dengan menyeberangi Selat Inggris menggunakan perahu karet.
Kekhawatiran tersebut menjadi isu utama dalam pemilihan bulan lalu, dengan mantan Perdana Menteri Rishi Sunak berjanji untuk menghentikan kapal-kapal tersebut dengan mendeportasi "imigran gelap" ke Rwanda.
Meskipun Perdana Menteri saat ini Keir Starmer membatalkan rencana tersebut, ia berjanji untuk mengurangi imigrasi dengan bekerja sama dengan negara-negara Eropa lainnya dan mempercepat pemulangan para pencari suaka yang gagal.