TRIBUNNEWS.COM – Wakil Presiden Kamala Harris telah memilih Gubernur Minnesota Tim Walz sebagai calon wakil presidennya dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024.
Dilansir Al Jazeera, kandidat calon presiden Partai Demokrat itu mengumumkan pemilihan Walz melalui pesan teks kepada para pendukungnya pada Selasa (6/8/2024).
Pejabat berusia 60 tahun tersebut memiliki pengalaman di dua lembaga pemerintahan, yaitu eksekutif dan legislatif.
Ia pertama kali terpilih sebagai gubernur Minnesota pada tahun 2018 dan memenangkan masa jabatan kedua empat tahun kemudian.
Sebelum menjabat sebagai gubernur, Walz bertugas di DPR Amerika Serikat selama 12 tahun, mewakili distrik yang sebagian besar pedesaan di Minnesota selatan.
Selanjutnya, berikut ini empat hal yang menjadikan Walz dipandang memiliki peluang menang sebagai calon wakil presiden dari Kamala Harris.
1. Berasal dari Pedesaan Amerika
Walz lahir di West Point, Nebraska, sebuah komunitas yang berpenduduk sekitar 3.500 orang di barat laut Omaha.
Ia beserta istrinya pindah ke Mankato di Minnesota selatan pada 1990-an dan di sanalah ia mengajar mata kuliah studi sosial dan melatih sepak bola di Mankato West High School.
Walz juga mengabdi selama 24 tahun di Garda Nasional Angkatan Darat, dan naik pangkat hingga menjadi sersan mayor, salah satu pangkat tertinggi di militer.
Sulitnya menemukan perwakilan yang lebih dekat dengan jantung Amerika membuat Walz menjadi pilihan yang menarik untuk dijadikan calon wakil presiden.
2. Terhubung dengan Pemilih Konservatif
Dalam pemilihan pertamanya untuk Kongres, Walz mengalahkan petahana dari Partai Republik pada 2006.
Baca juga: 50 Fakta tentang Tim Walz, Cawapres Pendamping Kamala Harris: Dari Guru sampai Gubernur Minnesota
Ia menang di distrik kongres Minnesota selatan yang sebagian merupakan daerah pedesaan yang cenderung konservatif.
Ketika itu, ia melawan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Gil Gutknecht yang telah menjabat selama enam periode.
Walz memanfaatkan kemarahan pemilih terhadap Presiden George W. Bush dan perang Irak.