News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Di tengah Kerusuhan dan Rasisme London, Wakil Dubes Inggris Yakinkan Warga RI Tetap Disambut Hangat

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perusuh merusak sebuah toko perhiasan di Birmingham, Inggris. Kerusuhan dipicu penembakan brutal seorang polisi kepada seorang warga, Mark Duggan di Tottenham, pada Kamis (4/8/2011) masih berlangsung hingga Selasa (9/8/2011) malam.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Matthew Downing meyakinkan bahwa mereka tetap menyambut hangat kedatangan masyarakat RI yang berkunjung ke negara beribu kota London itu.

Informasi ini disampaikan Matthew di tengah kerusuhan yang terjadi di negeri Britania Raya yang dipicu pembunuhan terhadap tiga orang anak muda di barat laut Inggris dan berujung pada aksi protes anti-imigran. Kerusuhan ini disebut jadi yang terbesar sejak 13 tahun lalu. 

"Saya juga ingin meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa orang-orang yang berkunjung ke Inggris tetap disambut dengan hangat," kata Matthew dalam keterangan resminya, Rabu (7/8/2024).

Wakil Dubes Inggris untuk Indonesia ini, mewakili pemerintah Inggris, mengutuk keras kekacauan dan kekerasan yang terjadi di beberapa kota. Menurutnya aksi premanisme dan hooliganisme tersebut tidak masuk akal.

Inggris kata Matthew, adalah negara yang toleran, terbuka dan multikultural. Menurutnya apa yang diperlihatkan dalam kerusuhan, bukan cerminan nilai-nilai yang dianut Inggris.

Baca juga: Inggris: Warga Muslim di Liverpool Bantu Atasi Kebencian Rasial

Lanjutnya, Inggris tidak memberi toleransi terhadap serangan yang menyasar tempat ibadah umat beragama, seperti masjid, komunitas Muslim, atau siapa pun karena agama dan warna kulit mereka. 

"Apa yang Anda saksikan tidak mewakili nilai-nilai Inggris," katanya.

Matthew pun menegaskan bahwa mereka yang terlibat dalam kerusuhan dan perusakan fasilitas umum, atau bahkan penyebar hoaks, akan mendapat hukuman penuh.

"Para penjahat yang melakukan tindakan ini, dan mereka yang menghasut dengan kebencian dan disinformasi online, akan mendapat hukuman penuh," tegas dia.

Kerusuhan di Inggris meluas usai peristiwa pembunuhan tiga anak muda disusupi isu hoaks dari para kelompok anti-imigran.

Mereka menyebar informasi bahwa tersangka penikaman pada sebuah kelas dansa di Southport yakni imigran Muslim radikal.

Polisi sendiri mengonfirmasi bahwa tersangka bernama Axel Rudakubana (17) kelahiran Inggris.

Namun kelompok antiimigran tetap melancarkan aksi protesnya yang berujung pembakaran, penjarahan hingga kekerasan. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini