TRIBUNNEWS.COM - Tiga serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok militan Houthi di Yaman pada Kamis (8/8/2024) dan Jumat dini hari. Serangan itu menargetkan kapal di Selat Bab el-Mandeb.
Houthi tidak langsung mengklaim melancarkan serangan tersebut.
Serangan itu terjadi setelah operasi militer Houthi selama berbulan-bulan yang menargetkan kapal Israel yang melewati jalur Laut Merah.
Houthi menyerang kapal Israel sebagai bentuk dukungan kepada Gaza yang kini diserang Israel.
Serangan Houthi kembali berlanjut setelah jeda dua minggu baru-baru ini selepas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Iran.
"Operasi sedang berlangsung, operasi kami menuju Palestina untuk menargetkan Israel, operasi kami di laut, tanggapan yang akan datang yang tak terelakkan, serta koordinasi dengan poros dalam setiap operasi gabungan," kata pemimpin Houthi, Abdul Malik Al-Houthi, dalam sebuah pidato pada hari Kamis.
Ia menegaskan keputusan untuk membalas adalah keputusan bersama di tingkat seluruh Poros Perlawanan dan di tingkat front perlawanan masing-masing
Menurut pusat Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) milik militer Inggris, serangan pertama terjadi pada hari Kamis. Dalam serangan itu sebuah granat berpeluncur roket meledak di dekat kapal.
“Dua kapal yang lebih kecil, dengan awak kapal yang mengenakan jas hujan putih dan kuning, meluncurkan RPG,” kata UKMTO.
Serangan kedua terjadi pada Jumat dini hari dengan rudal yang meledak di dekat kapal.
Kapal dan awaknya dilaporkan selamat dari serangan tersebut.
Baca juga: Houthi Pastikan Iran dan Poros Perlawanan Bakal Serang Israel: Tak Ada yang Bisa Mencegah Kami
Perusahaan keamanan swasta Ambrey mengatakan kapal itu memiliki kru keamanan swasta di dalamnya.
Ambrey menyebut kapal itu ditabrak oleh pesawat tak berawak. Serangan itu tidak menyebabkan korban luka atau kerusakan fisik.
“Kapal itu dinilai sesuai dengan profil target Houthi. Kapal itu diperkirakan telah menjadi target sebelumnya,” kata Ambrey.