Pakar Militer: Milisi Palestina Punya Strategi Baru Hadapi Tentara Israel Setelah Hari ke-300 Perang Gaza
TRIBUNNEWS.COM - Pakar militer dan ahli strategi dari Yordania, Nidal Abu Zeid, memberikan analisisnya tentang situasi terbaru dalam pertempuran antara milisi pembebasan Palestina melawan agresi militer tentara Israel di Gaza.
Dilansir Khaberni, Jumat (9/8/2024), Abu Zeid menilai kalau para petempur faksi milisi Palestina masih memiliki kemampuan untuk menembakkan rudal ke wilayah pemukiman Yahudi Israel di sekitar Jalur Gaza meski IDF menggelar sudah operasi militer selama 307 hari dengan intensitas tinggi.
Baca juga: Tentara Israel Tak Pernah Belajar, Meledak Kena Bom Al-Qassam Saat Sembunyi di Gedung di Khan Yunis
Ini artinya, target perang yang ditetapkan Israel untuk memberantas gerakan Hamas di Jalur Gaza, masih juga belum tercapai meski sudah mengeluarkan 'harga mahal' dalam pelaksanaan agresinya.
Menurut Abu Zeid, bentuk pertempuran milisi perlawanan Palestina setelah hari ke-300 Perang Gaza telah mengalami perubahan.
Lebih jauh dia menjelaskan, target para petempur Palestina kini cenderung menyasar kelompok pasukan Israel dalam jumlah bergerombol, bukan lagi orang per orang.
Baca juga: Jebakan Terowongan Kembali Rontokkan IDF di Rafah, Senapan Runduk Ghoul Al Qassam Makan Korban Lagi
"Ada sebuah tren dan bentuk baru (penyerangan), seiring dengan meningkatnya tingkat penyergapan di daerah yang tidak terduga, seperti timur Khan Yunis dan Rafah, dan area di sekitar wilayah tersebut," katanya.
"Tingkat operasi penembak jitu (oleh milisi Palestina) menurun. Kami juga menyaksikan penyerangan kendaraan pendudukan dan penempatan alat peledak dari “titik nol” (jarak dekat), seperti yang terjadi dalam operasi Tal al-Sultan di Rafah, yang menunjukkan kemampuan perlawanan," katanya.
Baca juga: Tal al-Sultan Membara: IDF Klaim Bunuh Komandan Sniper Al-Quds, Roket Al Qassam Hantam Tank Merkava
Abu Zeid menunjukkan kalau semua video klip yang disiarkan oleh saluran media milisi perlawanan setelah hari ke-300 operasi berfokus pada penargetan kendaraan lapis baja dan lebih fokus pada kendaraan tempur (Ranpur) pengangkut personel M113.
"Ini (strategi bertujuan) untuk mengurangi dan menghilangkan (jumlah) personel tentara pendudukan Israel," kata dia dilansir Khaberni.
Baca juga: Tentara Israel Kembali Serbu Shaboura, Qassam Sambut dengan Serangan Jarak Dekat: Ranpur IDF Hangus
Strategi Beradaptasi
Menurut Abu Zeid, apa yang ditunjukkan faksi milisi Palestina dalam bentuk baru startegi penyerangan ke tentara IDF ini adalah bahwa Brigade Al-Qassam beserta sejumlah faksi militer gerakan lain Palestina tidak sekadar mampu melanjutkan perang yang sudah hampir 11 bulan.
"Namun juga menunjukkan adaptasi. Dan gerakan perlawanan Palestina beradaptasi dengan kebutuhan operasi dan keadaan sulit yang mereka hadapi, Mereka justru pindah ke daerah yang dianggap berada di bawah kendali pendudukan, seperti yang terjadi dalam penyergapan Faraheen," katanya.
Baca juga: IED Sijjil Al-Qassam di Khan Yunis Buatan Lokal Berisi 750 Pecahan Rudal Israel yang Gagal Meledak
Milisi Palestina Lincah Berpindah
Abu Zeid menunjukkan kalau wilayah Gaza utara relatif tenang sejak hari ke-300, sekitar seminggu yang lalu.
Hal ini, kata dia, menunjukkan kalau milisi perlawanan Palestina mampu kembali kapan saja ke tempat mana pun di mana pasukan pendudukan Israel mundur.
"Manuver berpindahnya milisi Palestina ini bisa digambarkan sebagai gerakan lincah yang berlawanan dengan gerakan pasukan pendudukan Israel, yang cenderung statis," katanya.
"Perlawanan di teater operasi Gaza memiliki gerakan yang sama seperti merkuri. Ketika disentuh ke segala arah, ia bergerak menduduki wilayah lain. Inilah yang terjadi di Gaza dan menghabiskan kemampuan pasukan pendudukan serta kemampuan manusia, moral dan logistiknya," kata Abu Zeid.
"Kelincahan milisi Palestina ini dan memaksa mereka untuk membuka kapak perang di daerah-daerah yang telah mereka mundurkan, yang membuat perlawanan mampu melucuti pencapaian apa pun dari tentara pendudukan Israel di wilayah mana pun di Gaza," katanya.
(oln/khbrn/*)