Pengadilan Otoritas Kependudukan dan Imigrasi Israel, tempat Barda bekerja, adalah otoritas hukum yang bertanggung jawab untuk meninjau penahanan para penyusup dan penduduk ilegal dalam tahanan hingga mereka dideportasi dari Israel.
"Penduduk ilegal tersebut termasuk empat penyusup dari Turki yang memasuki Israel pada dua tanggal yang berbeda. Mereka baru tertangkap setelah periode yang panjang selama penegakan hukum imigrasi rutin," tulis laporan Jerusalem Post.
Lansiran itu menyatakan, "Keempatnya bersaksi bahwa mereka telah menghubungi jaringan penyelundupan di negara asal mereka. Lebih jauh, jaringan penyelundupan telah mengatur agar mereka menginap di sebuah hotel di Amman hingga diangkut ke perbatasan, di mana mereka memiliki pengemudi Israel yang menunggu mereka di sisi lain dan memindahkan mereka ke Beer Sheva atau Tel Aviv."
Dua dari penyusup tersebut bersaksi bahwa mereka memasuki perbatasan dengan sekelompok lima orang India, yang belum tertangkap hingga hari ini, kata laporan tersebut.
Sepengetahuan Pusat Kebijakan Imigrasi Israel, ini adalah pertama kalinya warga negara India menyusup melalui perbatasan Yordania, bergabung dengan warga negara dari Ethiopia, Georgia, Moldova, Ghana, Sri Lanka, Kolombia, Eritrea, Kazakhstan, Turki, Yordania, dan Sudan.
Bikin Was-was Negara Pendudukan
Pengadilan Israel telah berulang kali memperingatkan tentang peningkatan penyusupan ke negara pendudukan tersebut, terlebih dalam situasi perang dan ketegangan yang dihadapi Israel terkait berlarutnya Perang Gaza.
Kasus tambahan terjadi ketika dua penyusup Sudan ditangkap di perbatasan Yordania dan dibawa ke Pengadilan Israel pada bulan Juli.
Kedua penyusup tersebut mengatakan bahwa mereka tiba di Yordania untuk bekerja secara legal melalui penerbangan langsung dan memiliki paspor yang sah.
Namun, mereka memutuskan untuk menyusup ke Israel secara mandiri di dekat Laut Mati tanpa bantuan penyelundup.
Mereka kemudian ditangkap oleh tentara dan dipindahkan ke tahanan.
Selain peringatan Barda, ia menambahkan bahwa pelajaran harus dipelajari dari penyusupan di masa lalu dan konsekuensinya, seperti pada tahun 2006, ketika terjadi penyusupan melalui perbatasan Mesir.
"Memahami konsekuensi dari penyusupan di masa lalu seharusnya membuat pihak-pihak terkait "menemukan solusi untuk masalah ini sesegera mungkin," kata Barda.
"Ada juga kebutuhan untuk menanggapi kesaksian berulang dari tahanan yang ditangkap setelah menyusup ke Israel. Ada mekanisme yang mengoordinasikan keberangkatan [para penyusup] dari negara asal dan kedatangan di Yordania" untuk kemudian menerobos perbatasan Israel," tambahnya.
Israel Mudah Disusupi
Pendiri Pusat Kebijakan Imigrasi, Yonatan Yakubovich, menyebut invasi penyusup dari perbatasan Yordania sebagai masalah yang berubah dari "sedikit menjadi banyak."