Ia menunjuk pada penggunaan senjata AS dan Eropa dalam serangan Israel, dan mengungkapkan kekhawatirannya atas apa yang disebutnya sebagai “ketidakpedulian semua 'negara beradab'” terhadap situasi di Gaza.
“Semoga Palestina memaafkan kami atas ketidakmampuan kolektif kami untuk melindungi mereka, dengan menghormati makna paling mendasar dari hukum (internasional),” kata Albanese.
Dunia Islam Mengutuk Serangan Israel Terhadap Warga Gaza yang Sedang Berjamaah Salat Subuh di Gaza
Dunia Muslim pada hari Sabtu mengutuk pemboman Israel terhadap sebuah sekolah di Gaza yang melindungi warga Palestina yang mengungsi di Kota Gaza, Anadolu melaporkan.
Setidaknya 100 orang tewas dan beberapa lainnya terluka ketika pesawat Israel menargetkan warga Palestina yang sedang melaksanakan salat fajar di Sekolah Al-Taba'een di lingkungan Al-Daraj.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Mesir mengutuk serangan tersebut dan menuduh Tel Aviv memiliki “kurangnya niat tulus” untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung.
Kementerian tersebut mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan “pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional dan hukum humaniter.”
“Serangan besar-besaran yang terus-menerus dan tingginya korban sipil meningkat setiap kali upaya untuk menegosiasikan gencatan senjata meningkat,” tambahnya.
Mesir menegaskan kembali komitmennya untuk melanjutkan upaya diplomatik guna memastikan bantuan kemanusiaan mencapai Gaza dan berupaya mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Sufyan Qudah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, juga menyampaikan kecaman negaranya atas pelanggaran terus-menerus yang dilakukan Israel terhadap hukum internasional dan norma-norma kemanusiaan.
“Serangan terarah ini, yang terjadi pada saat para mediator tengah berupaya melanjutkan negosiasi untuk kesepakatan pertukaran sandera yang dapat mengarah pada gencatan senjata permanen, menandakan niat pemerintah Israel untuk menghalangi dan melemahkan upaya ini,” katanya.
Juru bicara tersebut menyerukan diakhirinya “pelanggaran berkelanjutan Israel terhadap hukum internasional” dan mendesak agar “pihak yang bertanggung jawab atas kekejaman tersebut dimintai pertanggungjawaban.”
Kementerian Luar Negeri Saudi juga mengutuk serangan pasukan pendudukan Israel terhadap Sekolah Al-Taba'een.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut menekankan “kebutuhan mendesak untuk menghentikan pembantaian di Jalur Gaza,” dan mengutuk “kelambanan masyarakat internasional dalam meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatannya.”
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyebut pemboman sekolah oleh Israel sebagai “agresi terbuka.”