News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

AS Minta Turki dan Sekutu Bujuk Rezim Iran agar Batal Serang Israel

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei (kanan), menerima Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan (kiri) dan rombongannya pada 7 September 2018. --- AS meminta Turki untuk membujuk Iran.

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) meminta Turki dan negara-negara yang dekat dengan Iran agar membujuk pemerintahan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, untuk membatalkan rencana serangan terhadap sekutunya, Israel.

Sejak Ayatollah Ali Khamenei mengancam akan membalas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, AS berupaya mencegahnya melalui upaya diplomasi.

"Kami meminta semua sekutu kami yang memiliki hubungan dengan Iran untuk memberikan tekanan kepada mereka agar mengurangi eskalasi, dan ini termasuk Turki,” kata Jeff Flake, duta besar AS untuk Turki kepada wartawan di Istanbul, Turki, Selasa (13/8/2024).

Sementara duta besar Turki di AS berupaya melakukan apa yang mereka bisa untuk memastikan keadaan tidak meningkat.

"Mereka tampaknya lebih yakin daripada kita bahwa keadaan tidak akan meningkat," ujar Jeff Flake, seperti diberitakan Swiss Info.

AS menggencarkan upaya diplomasi setelah Iran dan Hizbullah Lebanon mengancam akan menyerang Israel.

Di sisi lain, AS tengah mengirimkan kapal perang ke Israel untuk mendukung pertahanannya, yang disusul dengan pengiriman kapal induk dan kapal selam berpeluru.

Sebelumnya, AS dan Turki sempat berselisih soal posisi mereka dalam menyikapi agresi di Jalur Gaza.

"Situasi di Gaza sangat sulit, dan nada anti-Israel dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mempersulit Turki untuk memainkan peran mediasi," katanya, seperti diberitakan Asharq.

Namun, menurutnya, perselisihan agak mereda setelah AS mulai secara aktif menyerukan gencatan senjata.

Sebelumnya, Israel diduga membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dalam ledakan di sebuah kamar dalam kunjungannya di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024) sekitar pukul 2.00 waktu setempat.

Baca juga: Tidak Hanya AS, Inggris juga Memohon agar Iran Batal Serang Israel: Perang Tak Untungkan Siapa pun

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengancam akan membalas Israel karena pembunuhan itu menargetkan tamu penting Iran di wilayahnya.

Beberapa jam sebelumnya, Israel membunuh Komandan Hizbullah, Fuad Shukr, dalam serangan udara Israel di Beirut, Lebanon pada Selasa (30/7/2024) malam dan disusul ancaman dari Hizbullah.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.790  jiwa dan 91.722 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (10/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini