TRIBUNNEWS.COM - Keluarga para tahanan menuduh Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, menghalangi pertukaran tawanan Perang Israel-Hamas.
Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengeluarkan pernyataan yang menyatakan, "tindakan dan kata-kata Ben-Gvir membahayakan sandera Israel, dan menghancurkan peluang untuk membawa mereka semua pulang."
Forum tersebut menegaskan kalau penelantaran tawanan Israel dimulai pada 7 Oktober dan tidak pernah berhenti sejak itu, Al Mayadeen melaporkan.
"Israel tidak akan memiliki kebanggaan, ketahanan, atau kemenangan apapun, hingga sandera terakhir dikembalikan dari Jalur Gaza, dan apapun yang mengatakan sebaliknya hanyalah kata-kata kosong dan kelanjutan penelantaran para sandera," kata forum tersebut
Pagi ini, di halaman Komplek Masjid Al-Aqsa, Ben-Gvir mengatakan Israel harus menang dalam perangnya di Gaza dan menolak menghadiri pertemuan puncak dan negosiasi di Doha dan Kairo untuk mengembalikan tawanan Israel.
Ia bahkan menambahkan, "Israel harus mengalahkan Gaza".
Pada gilirannya, anggota Knesset dan pemimpin oposisi Benny Gantz mendesak Benjamin Netanyahu untuk merebut wewenang Ben-Gvir alih-alih sekadar mengutuk tindakan dan pernyataannya.
Dua hari yang lalu, Haaretz menganggap pertemuan puncak darurat yang akan diadakan pada Kamis (15/8/2024), sebagai seruan terakhir Netanyahu untuk memimpin kesepakatan pertukaran tahanan, membuat perjanjian gencatan senjata, dan mengurangi risiko perang regional.
Hamas menyerukan penerapan kesepakatan bulan Juli alih-alih perundingan baru
Di sisi lain, Hamas meminta para mediator di Qatar dan Mesir untuk menyampaikan rencana pelaksanaan perjanjian gencatan senjata yang disetujui gerakan tersebut pada 2 Juli 2024 kemarin.
Hamas mendesak para mediator mau memaksa Israel untuk mematuhinya alih-alih terlibat dalam putaran negosiasi baru.
Ringkasan perkembangan terkini perang Israel-Hamas:
*) Militer Israel memerintahkan warga Palestina yang tinggal di wilayah Khan Yunis untuk melarikan diri dan menutup rute di Rafah selatan yang digunakan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Baca juga: Hamas Unggah Video Detik-Detik Serangan Roket ke Ibu Kota Israel, Roket Digotong Ramai-Ramai
*) Hamas meluncurkan dua roket jarak jauh ke Tel Aviv dari Gaza.
Militer Israel melaporkan satu roket menghantam laut lepas kota pusat sementara roket lainnya tidak mencapai wilayah Israel.
*) Amerika Serikat menyetujui penjualan senjata senilai lebih dari $20 miliar ke Israel.
Di antara senjata-senjata yang disepakati termasuk jet tempur, rudal canggih, peluru tank, peluru mortir, dan kendaraan militer.
Meski demikian, ada kekhawatiran pasukan Israel secara rutin melanggar hukum internasional di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
*) Negara-negara Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam Israel atas serangan pada Sabtu (10/8/2024), terhadap sekolah yang diubah menjadi tempat perlindungan di Kota Gaza yang menewaskan sedikitnya 100 orang.
*) Hizbullah melancarkan tiga serangan roket ke Israel, yang memicu sirene serangan udara di Israel utara.
Militer Israel mengatakan 15 roket melintas dari Lebanon dan jatuh di daerah terbuka tanpa menimbulkan korban.
*) Para pemimpin dunia mengkritik Itamar Ben-Gvir setelah ia menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa dengan penjaga bersenjata dan pendukung ultra-nasionalis untuk memimpin doa Yahudi.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)