Jepang Pertimbangkan Pengakuan Palestina Secara Komprehensif, Dinilai Sudah Penuhi Syarat Anggota PBB
TRIBUNNEWS.COM- Jepang akan mempertimbangkan untuk mengakui Negara Palestina yang merdeka secara “komprehensif”, kata sejumlah pejabat Jepang kepada Anadolu , seraya menegaskan peran “unik” Tokyo untuk bergerak menuju solusi dua negara di Timur Tengah, demikian laporan Anadolu Agency .
Jepang tidak mengakui Palestina sebagai Negara merdeka tetapi menjadi tuan rumah misi diplomatik semi-status, yang dikenal sebagai Misi Umum Tetap Palestina di Tokyo.
Misi diplomatik yang mewakili pemerintah Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dibuka pada tahun 1977, dan dipimpin oleh Duta Besar Waleed Siam, yang mengatakan kepada Anadolu bahwa Jepang “sekarang sedang mempelajari dengan serius, dan juga Korea Selatan, mengakui Negara Palestina.”
“Mereka tahu bahwa mengakui Negara Palestina tidak akan menghalangi perundingan perdamaian di masa depan antara kami dan Israel,” kata Siam dalam wawancara virtual awal bulan ini.
“Jepang terus mendukung 'solusi dua negara' melalui negosiasi antara kedua belah pihak,” kata pejabat Kementerian Luar Negeri kepada Anadolu dalam wawancara melalui email pada hari Rabu.
Tokyo ingin "memberikan kontribusi pada kemajuan proses perdamaian dengan memanfaatkan secara efektif posisi unik yang telah dibangun Jepang di kawasan Timur Tengah," kata para pejabat melalui Divisi Pers Internasional Kementerian.
Upaya Jepang untuk memainkan perannya di Timur Tengah muncul di tengah makin banyaknya negara Barat, termasuk Spanyol dan Norwegia, serta Irlandia, yang mengakui Palestina sebagai Negara merdeka.
Satu-satunya negara yang terkena bom nuklir selama Perang Dunia II juga menyaksikan perubahan nyata dalam wacana publik tentang Palestina dengan adanya acara-acara rutin dan demonstrasi protes yang diadakan untuk menekan gencatan senjata di daerah kantong Palestina yang terkepung di Gaza.
Dalam sebuah langkah inovatif, kota bersejarah Nagasaki, yang dilanda bom nuklir AS pada Perang Dunia II, menolak mengundang pejabat Israel ke acara peringatannya bulan ini.
Namun, Jepang menikmati hubungan baik dengan Israel, sementara mantan Perdana Menterinya, Tomiichi Murayama, adalah kepala eksekutif pertama yang mengunjungi Tepi Barat yang Diduduki pada tahun 1995.
Ketua PLO perdana, Yasser Arafat, pertama kali mengunjungi Jepang pada bulan Oktober 1981, dan kemudian melakukan empat kunjungan tambahan antara tahun 1996 dan 2000.
Tokyo memahami aspirasi rakyat Palestina untuk sebuah negara merdeka
Pejabat Kementerian mengakui meningkatnya tuntutan atas berdirinya Negara Palestina yang merdeka.