TRIBUNNEWS.COM – Menjelang serangan balasan Iran ke Israel, bank-bank Iran dilaporkan didera serangan siber besar-besaran pada hari Rabu, (14/8/2024).
Menurut laman Iran International, serangan tersebut menyebabkan gangguan besar sistem perbankan negara itu. Bahkan, Bank Sentral Iran turut terganggu.
Iran International yang dikenal sebagai media oposisi pemerintah Iran itu menyebut serangan siber itu sangat besar sehingga barangkali menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah Iran.
Namun, hingga berita ini ditulis, media-media pemerintah Iran belum mengonfirmasi adanya serangan siber besar-besaran itu.
Laporan serangan itu muncul di tengah adanya tudingan bahwa para peretas Iran kini berusaha mempengaruhi Pilpres AS.
Kajian dari Microsoft menyebut kampanye yang dilakukan peretas Iran itu termasuk pembuatan laman berita palsu untuk memperuhi para pemilih.
Menurut Israel Hayom, sejumlah warga Iran mengatakan mereka tidak bisa menarik uang melalui mesin ATM.
“Nasabah yang terhormat, Anda tidak bisa menarik uang dari ATM ini. Alasannya adalah semua anggaran nasional dan sumber daya Iran telah dialokasikan untuk perang dan pemimpin religius korup di republik Islam ini. Kami meminta maaf," demikian pesan pemberitahuan pada mesin ATM.
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyinggung ancaman dari musuh-musuh Iran.
“Kemampuan musuh-musuh kita yang dilebih-lebihkan itu ditujukan untuk menyebarkan ketakutan di antara rakyat kita, oleh Amerika Serikat, Inggriz, dan Zionis. Tangan musuh tak sekuat yang dikabarkan. Kita harus mengandalkan diri kita,” kata Khamenei pada hari Rabu.
“Tujuan musuh ialah menyebarkan perang psikologis untuk mendesak kita mundur dalam hal politik dan ekonomi dan mencapai tujuannya.”
Baca juga: AS Diduga Serahkan Daftar Agen Mossad yang Terlibat Pembunuhan Ismail Haniyeh ke Iran
Laporan serangan siber itu juga muncul di tengah ancaman serangan balasan Iran ke Israel. Iran marah besar karena Israel membunuh Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
Negara-negara Barat mendesak Iran agar membatalkan rencananya menyerang Israel.
Para pemimpin Inggris, Prancis, dan Jerman telah memperingatkan bahwa Iran akan “memikul tanggung jawab” atas serangan terhadap Israel.