Mereka menekankan bahwa gerakan perlawanan tersebut adalah sebuah "ide" atau "gagasan" yang tidak dapat dihancurkan.
“Berbicara tentang penghancuran Hamas seperti melemparkan abu di mata publik, karena hal itu tertanam di hati rakyat,” kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari dalam sebuah wawancara dengan Channel 13 berbahasa Ibrani pada bulan Juni.
Mengkritik para pemimpin politik pendudukan yang menyerukan penghapusan Hamas, Hagari menambahkan:
“Hamas adalah sebuah gagasan. dan Anda tidak dapat menghancurkan sebuah gagasan. Tingkat politik harus menemukan alternatifnya, jika tidak, gagasan tersebut akan tetap ada.”
Israel melancarkan perang setelah Operasi Badai al-Aqsa.
Operasi Badai al-Aqsa adalah operasi balasan yang dilancarkan oleh kelompok perlawanan yang berbasis di Gaza, sebagai balasan atas kejahatan rezim selama puluhan tahun terhadap warga Palestina.
Serangan mendadak itu menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan 250 lainnya ditawan, di antaranya lebih dari 60 orang tewas dalam serangan Israel di Gaza.
Sementara itu serangan Israel telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 92 ribu lainnya.
Ada juga ribuan lainnya juga hilang dan diduga tewas di bawah reruntuhan.
Hamas telah berulang kali mengatakan akan membebaskan tawanan asalkan Israel menghentikan total agresinya.
Hamas juga ingin orang-orang di Gaza dapat kembali ke rumah mereka.
Baca juga: Pejabat AS: Israel Sudah Melakukan Segala Cara Militer di Gaza Tapi Hamas Tak Hancur dan Tetap Ada
Perundingan Terbaru soal Gencatan Senjata
Sementara itu, putaran baru perundingan gencatan senjata Gaza akan berlangsung di Doha, Kamis (15/8/2024), Al Jazeera melaporkan.
Perundingan dihadiri oleh pejabat dari Israel, Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir.
Hamas kemungkinan besar tidak hadir dalam perundingan tersebut.