Ekonomi Israel di Ambang Kehancuran, Waswas Menunggu Balasan Serangan dari Poros Perlawanan
TRIBUNNEWS.COM- Perekonomian Israel berada di ujung tanduk karena negara itu dilanda perasaan waswas menunggu balasan atas serangannya terhadap Iran, Lebanon, dan Yaman selama bulan lalu, menurut laporan di media berbahasa Ibrani.
"Dua minggu ini telah menguras habis pasar, karena beberapa kegiatan ekonomi telah dibatalkan, dan sebagian lainnya telah dikurangi karena ketakutan publik," kata komentator urusan ekonomi untuk Channel 13 News Israel pada tanggal 15 Agustus.
Industri pariwisata Israel, khususnya, telah mencatat kerugian besar akibat pembatalan penerbangan besar-besaran oleh maskapai penerbangan internasional.
Sektor pendidikan Israel juga akan sangat terpengaruh jika penantian ini berlanjut hingga September, karena lembaga pendidikan harus "bermanuver dalam skenario pertempuran," menurut penyiar Israel.
Perekonomian Israel telah mengalami beberapa pukulan dalam 10 bulan pasca genosida warga Palestina di Gaza, yang paling baru adalah keputusan perusahaan jasa keuangan AS Fitch untuk menurunkan peringkat kredit negara tersebut.
Selain itu, negara tersebut telah melihat peningkatan dalam “situasi bunuh diri, situasi psikotik, dan penggunaan zat berbahaya” di antara para pemukim selama dua minggu terakhir, kata pejabat kesehatan kepada Radio GLZ.
Dalam pidatonya awal bulan ini untuk mengenang mendiang komandan Fuad Shukr, yang tewas akibat serangan Israel di pinggiran selatan Beirut, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah menekankan bahwa "penantian panjang adalah bagian dari hukuman dan respons."
Komentarnya digaungkan beberapa hari kemudian oleh pemimpin perlawanan Ansarallah Yaman, Abdul Malik al-Houthi , yang mengatakan bahwa respons terhadap pemboman Israel di Pelabuhan Hodeidah adalah “tidak dapat dihindari.”
“Israel, setelah eskalasi berbahaya dari pihaknya, berada dalam kondisi ketakutan besar dalam segala hal,” kata Houthi, seraya menambahkan bahwa “respons yang tak terelakkan terhadap agresi Israel yang menargetkan tangki bahan bakar di pelabuhan Hodeidah adalah suatu keharusan, dan itu akan segera terjadi, jika Tuhan berkehendak.”
Iran juga tetap tegas mengatakan tanggapan terhadap pembunuhan kepala politbiro Hamas Ismail Haniyeh di Teheran sudah dekat.
SUMBER: THE CRADLE