TRIBUNNEWS.COM - Memasuki peperangan Rusia dan Ukraina yang telah memasuki hari ke-905, Pemerintahan Vladimir Putin saat ini tengah dibuat murka dengan pencaplokan wilayah Kursk miliknya.
Keberhasilan Ukraina menginvasi teritori Rusia tersebut ditandai dengan pernyataan Presiden Volodymyr Zelensky pada saluran Telegram resmi miliknya pada pada hari Senin (12/8/2024).
Bersama Komandan militer tertinggi Ukraina, Jenderal Oleksandr Syrskyi, Zelensky mengkonfirmasi bahwa kini mereka telah menguasai wilayah Kursk milik Rusia.
Di hadapan Presiden Zelensky, Syrskyi mengatakan bahwa pasukannya kini mengendalikan 1.000 kilometer persegi (100 ribu hektar) wilayah Kursk.
Geram dengan langkah yang dilakukan Ukraina ini, pada Jumat (16/8/2024) Ajudan Presiden Rusia, Nikolai Patrushev pun buka suara.
Dikutip Tribunnews dari wawancara surat kabar Izvestia, ajudan Vladimir Putin ini meyakini NATO dan sejumlah Negara Barat terlibat dalam perencanaan invasi yang dilakukan Ukraina di wilayah Kursk.
"Operasi di wilayah Kursk ini pasti juga direncanakan oleh NATO dan Negara Barat lainnya," ungkap Patrushev.
Patrushev juga mengklaim pernyataan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden yang mengaku tak tahu adanya rencana serangan di Kursk merupakan kebohongan publik.
"Pernyataan oleh pimpinan AS (Joe Biden) bahwa mereka tidak terlibat dalam kejahatan Kyiv di wilayah Kursk tidak benar" sindir Patrushev kepada Joe Biden.
Patrushev juga meyakini langkah Ukraina menginvasi Kursk bukanlah inisiatif dari Zelensky sendiri.
"Tidak mungkin bagi Ukraina untuk melakukan invasi ke Kursk tanpa adanya partisipasi dan dukungan langsung dari mereka (AS dan NATO), Kyiv tidak mungkina berani memasuki wilayah Rusia sendirian." sindir Patrushev.
Baca juga: Fokus Serang Wilayah Kursk, Pasukan Ukraina Kedodoran di Donbass
AS Klaim Tak Tahu Ukraina bakal Invasi Kursk
Tak hanya mengejutkan bagi Rusia, Langkah Ukraina menginvasi Kursk ini juga dinilai di luar dugaan oleh AS sebagai negara sekutu terdekatnya.
Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre kepada wartawan di atas pesawat Air Force One yang ditumpanginya bersama Presiden Joe Biden.
Dalam wawancara pada hari Rabu (14/8/2024) tersebut, Karine menegaskan bahwa Washington tidak memiliki keterlibatan apapun dalam operasi militer Ukraina di Kursk.