TRIBUNNEWS.COM -- Meski wilayahnya di Oblast Kursk sedang diinvasi oleh tentara Ukraina, Rusia tidak mengurangi serangannya di wilayah Donbass.
Institut Studi Perang (ISW) mengungkapkan bahwa pasukan Vladimir Putin terus 'ngegas' untuk menguasai Ukraina bagian timur tersebut.
Lembaga asal Amerika Serikat tersebut menyimpulkan bahwa Moskow telah memprioritaskan operasi ofensif mereka di wilayah timur Ukraina secara keseluruhan.
Baca juga: Tanpa Disadari, Pasukan Rusia Diintai 30-an Makhluk Mirip Anjing di Medan Perang Donbass
"Pasukan Rusia mempertahankan tempo ofensif yang relatif tinggi di Oblast Donetsk, yang menunjukkan bahwa komando militer Rusia terus memprioritaskan kemajuan di wilayah timur Ukraina bahkan saat Ukraina menekan pasukan Rusia di Oblast Kursk."
Pasukan Rusia terus menjalankan taktik mereka, yang bertujuan untuk mengepung pasukan Ukraina di tenggara kota Pokrovsk.
"Rekaman geolokasi yang dipublikasikan pada tanggal 14 dan 15 Agustus menunjukkan bahwa pasukan Rusia baru-baru ini maju ke timur Pokrovsk di Hrodivka dan tenggara Pokrovsk di Mykolaivka, Zhelanne, dan Orlivka, dan ISW menilai bahwa pasukan Rusia kemungkinan merebut Orlivka dan Zhelanne."
Dilaporkan pula bahwa pasukan Rusia terus melancarkan serangan mekanis di dekat Donetsk selama beberapa minggu terakhir.
Rusia melancarkan serangan rudal ke daerah permukiman di Sumy pada 17 Agustus, yang menyebabkan dua orang mencari pertolongan medis.
Tercatat bahwa Rusia melancarkan serangan rudal ke daerah permukiman kota Sumy pada 17 Agustus 2024, sekitar pukul 06:05.
Rudal tersebut menghantam tempat parkir mobil, merusak gedung pusat perbelanjaan, lima gedung bertingkat, dan sedikitnya 15 kendaraan di tempat parkir tersebut.
Baca juga: Ukraina Tangkap Pejabat Perekrut Tentara, Diduga Terima Suap Penghindar Wajib Militer
Ivan Sekach, juru bicara Brigade Mekanik ke-110 Ukraina mengatakan kondisi di Pokrovsk semakin buruk karena mereka tidak mendapatkan bantuan dengan personel dan senjata yang semakin berkurang.
"Saya akan mengatakan keadaan telah menjadi lebih buruk di bagian garis depan kami. Kami telah mendapatkan lebih sedikit amunisi daripada sebelumnya dan Rusia terus maju," kata Sekach kepada Politico.
Ia mengatakan, Brigade ke-110 saat ini dikerahkan di bagian garis depan Pokrovsk, tempat pasukan Rusia telah memperoleh kemajuan signifikan dalam 24 jam terakhir.
Sekach pesimis jika poros Pokrovsk dikuasai oleh Rusia. "Penjajah akan membalikkan keadaan Ukraina yang masih bertahan di Chasov Yar, Konstantinovka, dan Toretsk," ujarnya.
Russia Today memberitakan bahwa serangan Ukraina di Kursk adalah sebagai bargaining atau alat tawar menawar agar Rusia mau membicarakan perdamaian.
Pasukan Ukraina Terus Maju Lebih Dalam Dari Perbatasan Rusia
Sementara itu pasukan Ukraina terus maju ke arah timur di Oblast Kursk Rusia.
Institut Studi Perang (ISW) menyebutkan, prajurit Volodymyr Zelensky terus mendapatkan keuntungan dan menguasai wilayah di perbatasan tersebut.
"Pasukan Ukraina terus maju sedikit di tenggara Sudzha pada 16 Agustus di tengah berlanjutnya operasi Ukraina di Oblast Kursk," demikian kata analis ISW dikutip Ukrainska Pravda, Sabtu (17/8/2024).
Berdasarkan unggahan blogger Rusia, ISW mencatat pasukan Ukraina telah maju ke timur Mirny dan selatan Spalnoye, keduanya terletak di tenggara Sudzha.
Citra geolokasi yang dirilis pada 15 Agustus menunjukkan bahwa pasukan Ukraina baru-baru ini aktif di desa Borki, juga di tenggara Sudzha.
Mereka juga menambahkan bahwa pertempuran terus berlanjut di utara Sudzha dekat Russkoye Porechnoye, timur Sudzha dekat Agronom, dan tenggara Sudzha di sepanjang garis Giri-Kamyshnoye-Krupets-Spalnoye.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa pasukan Rusia menggagalkan serangan lapis baja Ukraina terhadap Gordeevka, selatan Korenevo, serta serangan Ukraina di sebelah barat Anastasyevka dan tenggara Kauchuk, keduanya terletak di timur laut Korenevo dan sekitar 27 km dari perbatasan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidatonya bahwa penguasaan Kursk ini sangat menguntungkan negaranya.
Dari wilayah ini, menurut Zelensky tentaranya mampu menghancurkan distribusi logistik pasukan Vladimir Putin.
Menurutnya, sudah ada beberapa laporan oleh Panglima Tertinggi Syrskyi tentang situasi garis depan dan operasi kami di wilayah Kursk.
"Kami dapat melihat bahwa penjajah menderita kerugian, dan ini berguna, sangat berguna untuk pertahanan kami: ini menyangkut penghancuran logistik tentara Rusia dan konsumsi cadangan mereka,"ujarnya.