Ukraina mengatakan telah menguasai 82 permukiman di wilayah seluas 1.150 km persegi di Kursk setelah melancarkan serangan lintas perbatasan besar-besaran pada 6 Agustus lalu.
Dalam pengarahan kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, melalui tautan video, Oleksandr Syrskyi melaporkan pertempuran di wilayah Malaya Loknya, sekitar 11,5 km dari perbatasan Ukraina.
Rusia Panik dengan Invasi Ukraina, Sulit Evakuasi Warga di Kursk
Ukraina dikabarkan berhasil menutup sebagian besar wilayah distrik Glushovsky di Kursk.
Mereka berhasil menjebak pasukan Rusia di sana setelah meledakkan dua jembatan penting di sungai Seim.
"Evakuasi massal sedang berlangsung di distrik Glushkov, yang dihuni 20.000 orang, dan penghancuran satu jembatan telah menghambat evakuasi mereka," kantor berita Rusia TASS melaporkan.
Meski Berdamai Sekali pun, Rusia Tetap Kena Sanksi dari Negara Barat
Dmitry Birichevsky, kepala departemen kerja sama ekonomi di kementerian luar negeri Rusia berpendapat bahwa negaranya akan tetap terkena sanksi meski berdamai dengan Ukraina.
"Sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Barat terhadap Rusia akan tetap berlaku selama beberapa dekade, bahkan jika ada penyelesaian damai di Ukraina," katanya.
"Rusia menjadi negara yang paling banyak dikenai sanksi oleh barat setelah invasinya ke Ukraina pada bulan Februari 2022, melampaui Iran dan Korea Utara," lanjutnya.
Menurutnya, perdamaian di Ukraina hanyalah dalih dan tidak berpengaruh pada penerapan sanksi terhadap Rusia.
"Ini adalah cerita untuk beberapa dekade mendatang. Apa pun perkembangan dan hasil dari penyelesaian damai di Ukraina, itu sebenarnya hanya dalih," ujarnya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia dan Ukraina