TRIBUNNEWS.COM - Rusia menuduh Ukraina menggunakan roket-roket yang dipasok Barat untuk menargetkan jembatan strategis di atas Sungai Seym di wilayah Kursk, sehingga menewaskan para sukarelawan yang berusaha mengevakuasi warga sipil.
Aksi penghancuran jembatan di Kursk oleh tentara Ukraina diduga menggunakan roket HIMAR bikinan Amerika Serikat,
Pasukan Ukraina menghantam jembatan di distrik Glushkovsky di Kursk pada hari Jumat, 16 Agustus 2024 ketika mereka terus melancarkan serangan ke wilayah di Rusia barat.
“Untuk pertama kalinya, wilayah Kursk dihantam oleh peluncur roket buatan Barat, kemungkinan HIMARS Amerika,” kata Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, pada Jumat malam melalui aplikasi pesan Telegram.
“Akibat serangan terhadap jembatan… jembatan itu hancur total, dan para sukarelawan yang membantu penduduk sipil yang dievakuasi tewas.”
Kantor berita Rusia TASS merilis nama dua sukarelawan yang dikatakan “dibunuh” dalam serangan itu.
Para pejabat Rusia juga mengatakan penghancuran jembatan tersebut akan menghambat evakuasi warga sipil dari daerah tersebut.
Serangan Ukraina ke Kursk terjadi hanya beberapa bulan setelah AS dan beberapa sekutu NATO-nya mengatakan pada bulan Mei bahwa mereka telah memberi wewenang kepada Kyiv untuk menggunakan senjata mereka untuk menyerang sasaran di Rusia.
Editor Pertahanan Al Jazeera Alex Gatopoulos mengatakan pemboman jembatan pada hari Jumat akan mempersulit pasukan Rusia untuk mempertahankan wilayah tersebut dari serangan Ukraina dan mengakses pasokan.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-905: Kremlin Tuding NATO dan AS Setiri Ukraina untuk Invasi Kursk
“Unit-unit Rusia di sana [terjebak] di antara sungai dan tempat yang sulit – tidak banyak tempat yang bisa mereka datangi saat ini,” katanya.
“Sekarang, akan ada masalah bagi Rusia karena jika mereka tidak dapat memasok amunisi – dan bahan bakar – yang mereka butuhkan – maka unit-unit ini akan terpaksa mundur ke seberang sungai.”
Militer Ukraina, yang telah memerangi invasi Rusia sejak Februari 2022, melancarkan serangan Kursk awal bulan ini – sebuah kampanye yang digambarkan sebagai serangan pertama tentara asing ke Rusia sejak Perang Dunia II.
Pada hari Kamis, Ukraina mengatakan pihaknya merebut kota Sudzha di Rusia, pusat gas alam strategis di wilayah Kursk.
Kyiv mengklaim telah menguasai 82 pemukiman di Rusia di area seluas 1.150 km persegi (440 mil persegi) sejak 6 Agustus.