Meskipun pertempuran antartank relatif jarang terjadi sejak dimulainya konflik Rusia-Ukraina, tank Rusia telah berhasil menetralkan beberapa kendaraan yang disediakan Barat.
3. Mantan Pejabat Arab Saudi Tuduh Mohammed bin Salman Jadi Biang Kerok Konflik Negaranya dengan Houthi
Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), mendapatkan tudingan serius terkait keterlibatannya dalam awal mula perang antara negaranya melawan pemberontak Houthi di Yaman.
Hal ini dilayangkan oleh seorang mantan pejabat Arab Saudi, Saad al-Jabri yang mengeklaim, bahwa sosok penerus Raja Salman tersebut memalsukan tanda tangan ayahnya pada dekret kerajaan yang memulai perang bertahun-tahun melawan Houthi di Yaman.
Tudingan tersebut, disampaikan oleh al-Jabri saat dirinya menggelar wawancara ekslusif dengan BBC pada Senin ini (19/8/2024)..
Tuduhan ini muncul seiring posisi MBS yang kini menjabat sebagai pemimpin de facto Arab Saudi mengingat dirinya sering bertemu pemimpin-pemimpin negara lainnya sebagai pengganti sosok ayahnya yang kini berusia 88 tahun.
Dalam tudingannya, Al-Jabri menyebut, adanya keterkaitan antara awal kenaikan MBS sebagai pemimpin de facto Arab Saudi pada tahun 2015 lalu dengan dimulainya perang dengan Houthi di Yaman.
4. Kursk Dikuasai Ukraina, Batalion Akhmat Jadi Kambing Hitam
Ada kejanggalan saat ribuan pasukan Ukraina menginvasi dan menguasai Oblast Kursk di Rusia.
Ribuan prajurit Batalion Akhmat dan pasukan Dinas Keamanan Rusia (FSB) dituding tidak menjaga perbatasan Rusia dengan Ukraina dengan semestinya.
Pasukan Chechen pun dijadikan kambing hitam oleh bloger yang membela Rusia.
Baca juga: Ukraina Hancurkan Jembatan Kedua di Atas Sungai Seym, Kursk, Rusia
Dara Massicot, seorang peneliti senior di Carnegie Berlin Center for Russian and Eurasian Studies yang juga pakar angkatan bersenjata Rusia mengatakan, saat pasukan Ukraina masuk ke perbatasan, tidak seorang pun yang menjaga perbatasan siap menghadapi invasi pasukan Ukraina.
Massicot mengatakan, hal itu berdasarkan laporan beberapa z-blogger atau blogger pembela Rusia. Menurutnya, ada bloger yang menuding bahwa batalion Akhmat bersekongkol dengan tentara Volodymyr Zelensky.
(Tribunnews.com)