Israel Sein Kanan Belok Kiri, Bilang Agresi Berakhir Tapi Kian Ganas Bombardir Gaza Selama 320 Hari
TRIBUNNEWS.COM - Meminjam istilah kekinian, sein kanan tapi belok ke kiri, Tentara Pendudukan Israel melanjutkan serangan gencarnya di Gaza selama 320 hari berturut-turut, di saat para pejabat keamanan mereka menyatakan kalau agresi militer telah berakhir.
Serangan gencar tentara pendudukan Israel ini menargetkan setiap aspek kehidupan di wilayah Gaza yang hancur tersebut.
Baca juga: Lawan Netanyahu, Pejabat Keamanan Israel Nyatakan Agresi Militer di Gaza Berakhir: Hamas Menang?
Kekerasan tersebut meliputi pembantaian brutal dan tindakan pembersihan etnis, yang memaksa warga Palestina meninggalkan rumah mereka.
Agresi Israel yang terus berlangsung ini terjadi di tengah upaya diplomatik yang gencar untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menggarisbawahi urgensi untuk mencapai gencatan senjata dengan cepat.
Selama lawatannya yang kesembilan di Timur Tengah sejak 7 Oktober, yang meliputi kunjungan ke Israel, Mesir, dan Qatar, Blinken menekankan bahwa "waktu hampir habis" untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Sebaliknya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara tegas menyatakan bahwa Israel tidak akan menarik diri dari posisi strategis yang telah direbutnya selama agresi.
Ia menegaskan bahwa militer Israel tidak akan meninggalkan Koridor Philadelphia atau Netzarim dalam keadaan apa pun, menurut Channel 12 Hebrew.
Netanyahu mengatakan, "Saya tidak yakin apakah kesepakatan akan tercapai, tetapi jika itu terjadi, itu akan melindungi kepentingan kita."
Menurut laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, jumlah korban tewas akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 40.173, dengan 92.857 orang terluka.
Poin-poin Pernyataan Hamas
Gerakan Perlawanan Palestina Hamas mengeluarkan pernyataan pada hari Selasa mengenai negosiasi gencatan senjata Gaza.
Posisi Hamas terungkap menyusul klaim Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima proposal baru AS.
Hanya beberapa jam setelah pengumuman Blinken, Netanyahu kembali menegaskan kembali persyaratan sebelumnya, menegaskan bahwa perang di Gaza tidak akan berhenti.