Untuk Pertama Kalinya Benjamin Netanyahu Dikeluarkan dari Konferensi Yahudi Terbesar di Amerika
TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Israel berbahasa Ibrani, Haaretz melaporkan di platform X kalau untuk pertama kalinya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak dilibatkan dalam konferensi tahunan digelar federasi Yahudi di Amerika Utara.
Surat kabar tersebut melaporkan, tidak diundangnya Netanyahu untuk menyampaikan pidato di hadapan federasi Yahudi di Amerika Utara adalah sebuah tanda betapa besarnya perpecahan terkait sosok ini di Amerika Serikat (AS).
Baca juga: Rudal Hizbullah Jangkau Pemukiman Yahudi di Haifa, Israel Benar-benar Sudah di Dalam Garis Merah
Dilaporkan, komunitas Yahudi di AS memang terbelah atas kebijakan Netanyahu di masa perang yang melibatkan Israel di berbagai front.
Perpecahan soal Netanyahu ini bahkan terjadi di antara organisasi-organisasi Yahudi, yang biasanya menahan diri untuk tidak mengkritik Perdana Menteri Israel dan pemerintahannya.
Hal inilah yang dilaporkan surat kabar Yedioth Ahronoth, dengan mengatakan kalau keputusan untuk mengecualikan Netanyahu mengungkapkan sejauh mana ketegangan dalam hubungan antara komunitas dan organisasi Yahudi dan koalisi Netanyahu khususnya setelah kepergian Benny Gantz dari koalisi tersebut dan pemecatannya atas Yoav Galant.
Pada pertemuan tahunan terbesar para pemimpin Yahudi di Amerika Utara, Israel akan diwakili oleh Presiden Israel Isaac Herzog.
Konferensi yang dimulai Senin (11/11/2024) di Washington ini merupakan salah satu acara utama bagi komunitas Yahudi di Amerika Serikat.
Pengaruh Yahudi di AS
Kelompok Yahudi Amerika sudah membuktikan diri selama bertahun-tahun mampu mempengaruhi, mengarahkan, bahkan mengatur kebijakan Washington.
Terpilihnya Donald Trump, disebut-sebut juga karena pengaruh kelompok Yahudi di AS.
Baca juga: Donald Trump Presiden AS, Palestina Tambah Nelangsa, Perang Gaza Lanjut Sampai Israel Caplok Wilayah
Ketika Komite Urusan Publik Israel Amerika atau AIPAC, kelompok terkuat lobi Yahudi pertama kali dibentuk pada tahun 1950-an, tujuannya adalah untuk melawan reaksi keras internasional.
Momentum itu terjadi setelah pembantaian warga Palestina oleh Israel di Desa Qibya, dan memastikan tidak ada gangguan dalam pendanaan AS untuk Israel.
Puluhan tahun kemudian, ketika Israel melakukan genosida di daerah kantong Palestina yang terkepung di Gaza, AIPAC tetap memiliki pengaruh yang kuat di semua lini politik AS.
Mereka memimpin kampanye untuk membungkam suara-suara pro-Palestina dan mempromosikan kepentingan Israel.
Metode AIPAC bersifat langsung dan mendukung setiap kandidat Kongres yang pro-Israel.