Tidak hanya itu, Kanaani menilai ketiga negara barat tersebut terlalui ikut campur dengan ketegangan yang terjadi antara Iran dan Israel.
“Tanpa keberatan apa pun terhadap kejahatan rezim Zionis (Israel), pernyataan E3 (Prancis, Jerman, Inggris) dengan kurang ajar mengharuskan Iran untuk tidak menanggapi pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorialnya,” kata Kanaani, dikutip dari Al Jazeera.
Kanaani dengan tegas meminta kepada ketiga negara tersebut agar menghindari hasutan Israel dan membela Gaza.
"Paris, Berlin dan London untuk sekali dan selamanya menentang perang di Gaza dan hasutan perang Israel," tambahnya.
"Perintah pemimpin tertinggi mengenai hukuman berat terhadap Israel dan balas dendam atas darah martir Ismail Haniyeh sudah jelas dan eksplisit dan akan dilaksanakan dengan cara sebaik mungkin," kata Wakil komandan Korps Garda Revolusi Islam, Ali Fadavi, dikutip dari Al Jazeera.
Pembalasan ini dilakukan atas pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli 2024.
Untuk itu, Iran juga telah menggelar latihan militer besar-besaran.
Latihan militer tersebut digelar selama 5 hari mulai tanggal 9 -13 Agustus 2024.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh wakil gubernur politik Qasr-e Shirin di provinsi Kermanshah, Morad Babakhani.
"Latihan yang dimulai pada Jumat, sedang berlangsung di provinsi barat Kermanshah dekat perbatasan dengan Irak untuk "meningkatkan kesiapan tempur dan kewaspadaan," kata seorang pejabat angkatan bersenjata, dikutip dari Al-Arabiya.
Latihan militer ini digelar menyusul ancaman berulang dari pejabat Iran untuk membalas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Iran vs Israel